Corporate Social Responsibility (CSR) tentunya bukan barang baru bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang bisnis. Para pelaku bisnis pastinya berusaha merencanakan, mengawasi, hingga mengevaluasi program CSR dengan sebaik-baiknya sesuai panduan ISO 26000. Artikel ini akan membahas strategi komunikasi CSR di wilayah pedesaan.

Baca juga: 7 Subjek Inti ISO 26000 sebagai Rujukan Praktik CSR
Namun, praktiknya di lapangan tidaklah semudah itu. Ada begitu banyak kendala dalam melaksanakan CSR karena komunikasi yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Salah satu kendala yang komunikasi yang terjadi adalah bahasa. Seringkali, ketika melakukan sosialisasi program CSR pada masyarakat, person in charge (PIC) yang ditunjuk perusahaan menggunakan bahasa yang terlalu sulit untuk dipahami oleh masyarakat setempat meskipun PIC yang ditunjuk menguasai bahasa daerah setempat.
Kendala komunikasi yang terjadi di lapangan pun bukan sekadar komunikasi verbal saja, namun juga komunikasi non-verbal seperti gestur tubuh hingga pakaian yang digunakan. Hal ini penting dilakukan karena menurut menurut Albert Mehrabian, 93% dari semua makna sosial dalam komunikasi diperoleh dari isyarat-isyarat nonverbal. (Mulyana,2012:351)
Bisa jadi, masyarakat yang diberi penyuluhan oleh perusahaan merasa tersinggung dengan komunikasi non-verbal yang dilakukan oleh PIC yang ditunjuk sehingga masyarakat mengabaikan apapun pesan yang dilakukan oleh PIC yang ditunjuk.
Sekalinya mereka tersinggung, hal tersebut sulit untuk diperbaiki. Menurut Deddy Mulyana (Mulyana, 2012), dalam komunikasi, sekali Anda mengirimkan pesan, Anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut. Prinsip ini seyogyanya menyadarkan kita bahwa kita harus hati-hati untuk menyampaikan pesan pada orang lain, efeknya tidak bisa ditiadakan, meskipun kita berupaya meralatnya.
Maka dari itu, strategi komunikasi dalam melakukan program CSR itu penting untuk dilakukan dengan melakukan pendekatan secara sosiologis, antropologis maupun psikologis agar pesannya bisa diterima. Artikel ini akan menjelaskan pentingnya strategi komunikasi dalam dalam melakukan CSR.
Strategi Komunikasi
Strategi dalam komunikasi adalah cara mengatur pelaksanaan oprasi komunikasi agar berhasil. Terdiri dari perencanaan (planning) dan manajemen (magement) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan taktik oprasionalnya (Abidin, 2015). Termasuk strategi komunikasi dalam CSR di wilayah pedesaan.
Pendekatan sosiologi dalam strategi komunikasi
Sebagian besar program CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia dilakukan di desa. Nah, secara sosiologis, karakter masyarakat desa tentu berbeda dengan karakter masyarakat di kota besar. Maka, pendekatan komunikasi yang dilakukan pun tentu berbeda. Cara komunikasi yang kita lakukan sehari-hari di kota jangan dilakukan di desa.
Sebagian besar kegagalan CSR yang terjadi bukan disebabkan oleh programnya yang jelek atau tidak relevan, melainkan diakibatkan miskomunikasi yang terjadi antara pelaku usaha dengan masyarakat setempat.
Maka, penting sekali untuk melakukan sejumlah tahapan komunikasi berikut ini seperti:
- Lakukan komunikasi dengan kepala desa, lurah, ketua adat, atau tokoh masyarakat yang dituakan sebagai perantara
- Tunjukkan surat jalan atau izin
- Cari tahu tentang karakter masyarakat desa tersebut. Sebisa mungkin gunakan bahasa verbal yang sopan
- Patuhi segala adat kebiasaan mereka, sebisa mungkin jika disuguhi makanan atau minuman, cicipi agar mereka tidak tersinggung
- Jangan sekalipun menggangap eremeh mereka, sekalinya mereka tersinggung, selesai sudah sesuai prinsip komunikasi yang irreversible
Kesimpulan
Dengan menjalankan tips-tips di atas, niscaya sosialisasi program CSR yang kalian lakukan dapat lebih dimengerti masyarakat sehingga kemungkinan keberhasilan program CSR yang sudah susah-susah dibuat dapat meningkat.
Sebagus apapun program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dibuat, semuanya tidak akan berjalan dengan baik jika tidak bisa dikomunikasikan sama sekali.
Perusahaan harus menyadari hal tersebut dan mencari solusinya dengan berupaya melakukan strategi komunikasi yang baik dalam CSR dengan berkonsultasi dengan ahli komunikasi agar program CSR yang sudah susah-susah dibuat dapat tersampaikan pada masyarakat dengan tepat tanpa adanya miskomunikasi.
Bagi yang masih bingung bagaimana caranya menyusun program Corporate Social Responsibility (CSR), atau bingung bagaimana caranya merancang strategi komunikasi dalam CSR yang baik dan benar, langsung kontak saja kami di Olahkarsa. Karena Olahkarsa menyediakan layanan jasa konsultasi dan pendampingan terkait Corporate Social Responsibility.
Demikian ulasan terkait Strategi Komunikasi dalam CSR di Wilayah Pedesaan. Ayo bersama kita jalankan Corporate Social Responsibility untuk masa depan yang lebih baik!
Daftar Pustaka
Abidin, Yusuf. Zainal. 2015. Manajemen Komunikasi (Filosopi, Konsep, dan Aplikasi). Bandung: Pustaka Setia
Mulyana, Deddy. 2012. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya