Hari Bumi yang jatuh pada 22 April dapat dijadikan momentum untuk lebih meningkatkan kesadaran kita semua untuk menjaga alam agar tetap lestari. Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan sumbangsih untuk planet yang lebih baik, salah satunya dengan menjaga kelestarian hutan. Hutan sebagai penghasil oksigen terbesar di dunia patut mendapat perhatian tinggi untuk terus diupayakan keberlanjutannya. Komunitas Lindungi Hutan dan PT Tirta Investama Subang membersamai OlahTalks kali ini pada Jumat, 30 April 2021 untuk memberikan gambaran tentang bagaimana perusahaan berkontribusi nyata dalam pelestarian hutan. Narasumber kali ini ada dari Sustainable Development PT Tirta Investama Subang yaitu Rany Juliani serta Miftachur Robani selaku Co-Founder & CEO LindungiHutan.
PT Tirta Investama Subang, atau lebih dikenal dengan Aqua Subang beroperasi di Desa Darmaga Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang memiliki 4 jenis program CSR meliputi aspek WASH(Water Access, Sanitation, and Hygiene), ECODEV(Economy Development), Biodiversity, dan Conservation. Program tersebut mengacu pada 5 pilar yaitu pilar nature, social, kelembagaan, pendidikan, serta kebijakan.
Pada pilar nature, perusahaan berusaha melakukan konservasi air dengan menanam sekitar 248.560 pohon di area perkebunan milik masyarakat dan lahan milik desa, 90 sumur resapan, 1.840 rorak(tampungan air di sekitar pemukiman masyarakat), 5.644 lubang biopori, serta 18 penampung hujan. Kemudian di pilar sosial, perusahaan bekerjasama dengan pemerintah Desa Sanca untuk memanfaatkan lahan tidak produktif ditanami buah-buahan hingga menjadi Agrowisata Hutan Adat Banceuy, pembibitan tanaman kehutanan oleh KTH (Kelompok Tani Hutan) dan tumpang sari, serta budidaya lebah madu di area pemukiman untuk mencegah kerusakan hutan akibat pembakaran sarang lebah madu.
Perusahaan mengupayakan pilar kelembagaan melalui legalitas KTH serta pembentukan Taruna Mata Air (TMA) untuk pelajar di tingkat SMA yang berkegiatan mengedukasi masyarakat dalam menjaga kelestarian air. Pada pilar pendidikan, perusahaan memberikan pelatihan Sekolah Lapang untuk KTH dan Green School untuk anak guna mengedukasi mereka dalam merawat tanaman. Dan pada pilar kebijakan, perusahaan air mineral ini melakukan penyusunan Tata Ruang Desa Cibeusi serta adanya MoU pengelolaan area konservasi lahan Desa Sanca. Monitoring program dilakukan secara digital melalui Jejak.in.
LindungiHutan merupakan platform crowdplanting, penggalangan dana, serta penyediaan penggerak untuk konservasi hutan dan lingkungan. LindungiHutan bertujuan mengajak masyarakat berperan aktif dalam pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. LindungiHutan bekerja dengan menjembatani berbagai pihak (penggalang, penggerak, dan pendukung) untuk melakukan aksi nyata melalui campaign, donasi, penanaman, dan pemantauan.
Platform ini kemudian berkembang untuk menciptakan jaringan lebih luas melalui CollaboraTree, CorporaTree, UniversiTree, InfluenTree, serta CommuniTree yang memiliki segmentasi masing-masing. Kampanye dengan melibatkan tokoh terkenal atau influencer memiliki dampak cukup besar dalam mengajak masyarakat untuk turut serta dalam aksi penanaman. Secara kuantitatif, LindungiHutan telah mencapai 681 kampanye dengan melibatkan hingga 31.463 hingga berhasil menanam 168.080 pohon. Sementara itu, dampak lingkungan yang terjadi yaitu berupa pengurangan emisi karbon sebanyak 27,4 ton dengan seluas 61 hektar lahan telah ditanami.
Kelestarian hutan menjadi tanggung jawab bersama. Kolaborasi menjadi kunci penting dalam mewujudkan lingkungan yang asri, lestari, sehingga nyaman untuk dihuni. Semua bisa ambil peran, sesuatu yang berat akan menjadi ringan jika dilakukan bersama-sama.