Meneropong CSR dari sudut pandang perusahaan, keberadaan perusaaan di tengah lingkungan masyarakat berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan eksternal yaitu masyarakat. Eksistensi perusahaan berpotensi besar mengubah lingkungan masyarakat, baik ke arah negatif maupun positif. Dengan demikian perusahaan perlu mencegah timbulnya dampak negatif, karena hal tersebut dapat memicu konflik dengan masyarakat, yang selanjutnya dapat mengganggu jalannya perusahaan dan aktifitas masyarakat.
Pada dasarnya tidak ada perspektis teoritis atau metodologi kajian yang dapatmenjelaskan aktifitas CSR secara memuaskan menjawab semua pertanyaan (Lockett et al.2006, p.12). Namun demikian, ada 2 teori CSR dari sudut pandang perusahaan dan satu perspektif yang berkembang saat ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Frynas (2009), yaitu:
1. Teori Stakeholder
Menekankan reaksi perusahaan (perseorangan) dalam konteks hubungan dengan stakeholder eksternal. Teori ini menjelaskan respon strategis yang berbeda dari perusahaan terhadap tekanan-tekanan sosial walaupun dalam industri sejenis atau negara yang sama, berdasarkan pada sifat hubungan eksternal.
2. Teori Institusional
Menekankan daya adaptif perusahaan secara kelembagaan (aturan). Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan dari negara atau industri berbeda dalam merespon tekanan sosial dan lingkungan, dan mengapa di negara yang berbeda-beda dari perusahaan multinasional yang sama memilih strategi CSR yang berbeda, sebagai hasil dari pemberlakuan norma atau keyakinan nasional.
3. Perspektif Austrian Economics
Perspektif ini menyediakan wawasan terhadap upaya strategi aktif CSR dalam perusahaan dengan suatu perspektif kewirausahaan.
Teori Stakeholder dan Teori Institusional dapat membantu menjelaskan bagaimana respon perusahaan terhadap tekanan kondisi sosial eksternal dan lingkungan. Namun demikian gagal untuk menjelaskan pilihan strategi aktif dalam perusahaan, yaitu mengapa perusahaan tertentu menggunakan CSR sebagai sebuah senjata melawan persaingan perusahaan atau mengapa perusahaan tertentu mengeluarkan jutaan dolar dalam pembaruan energy.
Beberapa pemikiran Austrian Economics mengenai CSR
Sementara, sebagai sebuah perspektif, pendekatan Austrian Economic dapat dipandang sebagai salah satu alternatif pemikiran yang lebih maju dalam memandang kegiatan CSR. Dalam kaitan dengan kewirausahaan sosial sebagai suatu pendekatan dalam mengatasi persoalan sosial dan kemasyarakat; maka CSR dapat sebagai sumber pemecahan masalah sosial tersebut.
1. Wawasan ekonomi dan strategi manajemen mengusulkan bahwa strategi CSR dalam perusahaan harus dipandang sebagai sebuah keputusan investasi. Selain itu, CSR sebagai suatu cara memperoleh keuntungan kompetitif, sama halnya dengan putusan-putusan investasi lain yang harus diambil.
2. Pendekatan CSR yang berbeda dari Austrian economics berkenaan dengan tindakan kemanusiaan bukanlah berdasarkan external constrains sebagai faktor fundamental pembuatan keputusan.
3. Perspektif Austrian menekankan peluang future dan kewirausahaan aktif dalam mengidentifikasi masa
depan.
4. Karakteristik utama keberhasilannya capitalist entrepreneurship yaitu bukan pada kemampuan mereka beraksi kepada sesuatu atau discover tuntutan eksternal, tetapi lebih pada kemampuan mereka dalam membuat keputusan yang berhasil tentang masa depan (Frynas, 2009; hal.19-20).
Baca juga: 3 Cara Mengembangkan Strategi Sustainability Perusahaan: Ambisi dan Transisi
Dilihat dari uraian tersebut, konsep dari Austrian economics dapat lebih berkaitan dengan upaya kewirausahaan sosial di Indonesia khususnya dalam penyelesaian permasalahan sosial dan kemasyarakatan. Sudut pandang kewirausahaan dalam CSR diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam membentuk strategi perusahaan memandang permasalahan sosial dan lingkungan. Sebagai perbandingan dari ketiga perpektif teoritis, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Kesimpulan
Saat melihat CSR dari sudut pandang perusahaan, CSR tidak lagi bekerja untuk mendapatkan keuntungan bagi pemilik modal atau pemegang saham. CSR juga memberikan manfaat pada masyarakat pada umumnya dan pada komunitas sekitar pada khususnya. Berbagai dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang timbul akibat berdirinya suatu kawasan industri,
mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab kepada publik melalui aktivitas yang nyata.
Namun, di sisi lain, komitmen masyarakat untuk bermitra dengan perusahaan dalam rangka kegiatan CSR
masih belum siap. Banyak program kegiatan CSR yang mengarah untuk pemberdayaan masyarakat terhenti di tengah jalan atau tidak sinambung (sustainability). Persoalan teknis yang menyangkut persyaratan administrasi, pelaporan manajemen usaha dan pengelolaan dana nampaknya menjadi kendala utama kelompok-kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masyarakat.
Bagi kamu yang ingin membuat program CSR sebagai strategi bisnis jangka panjang dan ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan informasi tentang CSR, langsung saja menujuĀ Olahkarsa. Karena di Olahkarsa tersedia berbagai produk yang menarik untuk solusi manajemen CSR kamu dan tersedia kelas pelatihan bagi praktisi CSR yaituĀ CSR School. Jadi ayo buruanĀ upgradeĀ bisnis CSR mu!