Kesetaraan gender, yang menjadi fokus Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 5, bukan hanya soal hak-hak dasar perempuan dan laki-laki yang harus setara, tetapi juga sebuah strategi penting untuk mendorong kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan secara global. SDGs, yang disepakati oleh semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menempatkan gender equality sebagai salah satu tujuan inti untuk mencapai dunia yang lebih inklusif dan adil.
Mengapa Kesetaraan Gender Penting?
Kesetaraan gender bukan hanya sebuah tuntutan moral, tetapi juga faktor krusial bagi pembangunan berkelanjutan. Studi menunjukkan bahwa negara yang memperjuangkan gender equality memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, tingkat kemiskinan yang lebih rendah, serta kondisi sosial dan kesehatan yang lebih baik. Perempuan yang diberi akses ke pendidikan, pekerjaan, dan pengambilan keputusan akan lebih berkontribusi pada pembangunan ekonomi keluarga dan masyarakat, menciptakan efek ganda bagi generasi mendatang.
Dalam dunia yang terintegrasi secara global, ketidaksetaraan gender tidak hanya menciptakan penghalang bagi individu, tetapi juga membatasi potensi ekonomi dan inovasi. Menurut World Economic Forum, jika kesenjangan gender dalam ekonomi dan partisipasi tenaga kerja dapat ditutup, produk domestik bruto (PDB) global dapat meningkat secara signifikan.
Baca Juga: hari perempuan sedunia 2021 mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan melalui sdgs
Kesenjangan Gender Saat Ini
Meski ada kemajuan, kesenjangan gender masih menjadi masalah global yang memprihatinkan. Di berbagai belahan dunia, perempuan dan anak perempuan menghadapi diskriminasi dalam berbagai bidang seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan, hingga politik. Menurut data UN Women, hampir 1 dari 3 perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan berbasis gender dalam hidupnya, sementara perempuan hanya memegang kurang dari 25% kursi parlemen di seluruh dunia.
Kesenjangan upah gender juga menjadi masalah yang mendalam. Perempuan secara global masih dibayar lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Data dari ILO (International Labour Organization) menunjukkan bahwa secara rata-rata, perempuan dibayar sekitar 20% lebih rendah dibandingkan rekan laki-laki mereka.
Peran SDGs dalam Mendorong Perubahan
SDGs memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mempercepat upaya kesetaraan gender. SDGs 5 secara eksplisit menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan, memastikan partisipasi penuh mereka dalam kehidupan publik dan politik, serta memberikan perlindungan hukum dari kekerasan berbasis gender. Selain itu, hampir semua tujuan SDGs terkait erat dengan upaya mencapai kesetaraan gender. Sebagai contohnya:
- SDG 1 (Tanpa Kemiskinan): Memberdayakan perempuan secara ekonomi akan mengurangi kemiskinan dalam jangka panjang.
- SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Akses perempuan terhadap pendidikan yang setara akan membuka peluang lebih besar bagi partisipasi ekonomi.
- SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi): Mencapai ini di tempat kerja akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas.
Langkah Nyata Menuju Kesetaraan Gender
Berbagai negara telah membuat kemajuan dalam menutup kesenjangan gender. Negara-negara seperti Islandia dan Swedia telah mengadopsi kebijakan yang mendukung cuti orang tua yang adil, memastikan kesetaraan upah, serta mengintegrasikan perempuan dalam proses pengambilan keputusan.
Kesimpulan
Kesetaraan Gender Adalah Investasi Jangka Panjang
Dalam mengejar agenda SDGs, gender equality adalah fondasi bagi pencapaian tujuan lainnya. Dunia tidak dapat maju secara berkelanjutan tanpa melibatkan separuh populasinya—yaitu perempuan. Untuk mencapai kesetaraan gender, dibutuhkan upaya terpadu dari pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Dengan memberikan akses yang setara kepada perempuan dalam berbagai bidang, kita tidak hanya menciptakan dunia yang lebih adil tetapi juga meletakkan dasar bagi pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.
Kesetaraan gender bukan sekadar tujuan akhir, tetapi adalah jalan menuju masa depan yang lebih sejahtera dan inklusif.