Indonesia sedang memasuki era baru dalam transisi energi. Salah satu tonggak pentingnya adalah penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur dalam penerbangan komersial.
Langkah ini benar-benar terealisasi lewat penerbangan perdana maskapai Pelita Air rute Jakarta–Denpasar menggunakan bahan bakar (SAF) berbasis jelantah (Used Cooking Oil/UCO) hasil inovasi Pertamina. Momentum tersebut menjadi sinyal kuat bahwa dunia aviasi Tanah Air sedang bergerak menuju green mobility.
Hal ini tentunya menjadi implementasi nyata energi terbarukan, terkait minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat terbang. Selain itu, Sustainable Aviation Fuel juga membuka peluang strategis bagi bisnis dalam rantai produksi energi terbarukan dan perhitungan emisi karbon yang semakin ketat.
Jelantah Sebagai Bahan Bakar Pesawat
Sustainable Aviation Fuel adalah bahan bakar ramah lingkungan yang diproduksi dari minyak nabati, lemak hewan, hingga limbah minyak goreng bekas (jelantah). Bedanya dengan avtur fosil, SAF mampu menekan emisi karbon hingga 84% tanpa mengorbankan standar keselamatan maupun performa mesin pesawat.
Bioavtur Pertamina yang diproduksi di Kilang RU IV Cilacap sudah memenuhi standar nasional dan internasional (ASTM D1655, Defstan 91-091) yang berarti bahan bakar ini sudah layak digunakan secara global.
Penerbangan Perdana dengan Bahan Bakar Jelantah untuk Pesawat
Pelita Air menorehkan sejarah dengan penerbangan perdana Jakarta–Denpasar menggunakan Sustainable Aviation Fuel. Dukungan penuh juga datang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Air Mineral. Mereka menegaskan program ini sejalan dengan prioritas nasional Asta Cita Presiden Prabowo untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian energi.
Tidak berhenti di situ, Pertamina juga membangun 35 titik pengumpulan minyak jelantah untuk memastikan pasokan bahan baku stabil. Masyarakat pun dilibatkan dengan insentif saldo rupiah, sehingga program ini punya dampak ekonomi sirkular.
Perbandingan Emisi SAF vs Avtur Fosil
- Avtur fosil, menghasilkan emisi karbon penuh dari pembakaran bahan bakar minyak bumi.
- SAF, memangkas emisi karbon hingga 84% lebih rendah dibanding avtur biasa, sekaligus berkontribusi pada target Net Zero Emission 2060.
Dengan kontribusi signifikan ini, SAF bisa menjadi game changer dalam perhitungan emisi scope 3 bagi perusahaan penerbangan maupun sektor bisnis lain yang masuk ke rantai pasok transportasi udara.
Peluang Bisnis dari Jelantah Menjadi Bahan Bakar Pesawat
1. Peluang Rantai Produksi SAF
Perusahaan bisa masuk ke ekosistem pengolahan limbah jelantah, distribusi, hingga investasi di fasilitas kilang bioenergi.
2. Kepatuhan Emisi & ESG
SAF mendukung laporan keberlanjutan (GRI, SASB, TNFD) dan menjadi nilai tambah dalam negosiasi dengan investor global yang fokus pada energi bersih.
3. Green Mobility sebagai Value Proposition
Maskapai atau perusahaan logistik yang mengadopsi SAF lebih dulu akan dipandang proaktif dalam mengurangi emisi, sehingga meningkatkan reputasi dan daya saing di pasar internasional.
4. Kolaborasi Multi-Sektor
SAF membuka peluang bisnis lintas industri, seperti energi, transportasi, limbah, hingga keuangan (green bonds dancarbon credits).
Pemanfaatan jelantah sebagai bahan bakar pesawat menjadi gebrakan baru Indonesia menuju corporate sustainability. Dengan mengubah limbah menjadi energi terbarukan, perusahaan dapat memperkuat sustainability initiatives sekaligus memberi manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat melalui perhitungan Social Return on Investment (SROI).
Olahkarsa sebagai pionir sustainable business di Indonesia siap mendampingi perusahaan dalam merancang strategi energi hijau melalui pendekatan sustainability consulting yang komprehensif. Mulai dari penyusunan roadmap, riset dampak, hingga implementasi sustainability management, Olahkarsa menghadirkan solusi terintegrasi yang membantu bisnismu mencapai tujuan ESG secara efektif.
Saatnya bertransformasi dari pengelolaan limbah menjadi inovasi berkelanjutan yang mendukung target net zero dan memperkuat daya saing global.
Hubungi Minno sekarang: http://wa.me/6208112130130
Referensi:
- Reuters. (2025). Indonesia’s Pertamina Delivers First Used Cooking Oil Aviation Fuel.
- Kementerian Energi dan Sumber Daya Air Mineral Republik Indonesia. (2025). Olahan Jelantah Mengudara, Bahan Bakar Penerbangan Pertama di Indonesia.
- Dunia Energi. (2025). Pertama Dalam Sejarah, Pertamina Inisiasi Penggunaan Avtur Campuran Minyak Jelantah Pada Penerbangan Komersial.