Teori Perubahan (Theory of Change) sekarang menjadi salah satu hal wajib bagi para ideator dan project manager dalam mendesain sebuah program/proyek yang efektif. Mengapa demikian? Ini karena Teori Perubahan akan memberikan panduan tentang bagaimana beragam intervensi tersusun dan dapat terlaksana secara runtut sehingga sasaran (objective) dapat tercapai dan memberikan hasil (outcome) dan dampak (impact) yang diinginkan. Di tengah semakin sulitnya memperoleh dana untuk melakukan intervensi pembangunan, dan sengitnya persaingan antar-lembaga di segala bidang untuk mempertunjukkan keefektifan pendekatan yang masing-masing usulkan, Teori Perubahan dalam desain proyek akan memberikan keunggulan kompetitif dan peluang lebih besar bagi suatu proyek dalam mencapai tujuannya, yaitu membangkitkan dan memberikan manfaat bagi para penerima-manfaatnya.
Seperti halnya metode perencanaan dan evaluasi yang baik untuk perubahan sosial, Teori Perubahan menuntut para peserta untuk memperjelas tujuan jangka panjang, mengidentifikasi indikator keberhasilan yang terukur, dan merumuskan tindakan untuk mencapai tujuan.
Pengertian Theory of Change (ToC)
Teori Perubahan pada dasarnya adalah deskripsi dan ilustrasi yang komprehensif tentang bagaimana dan mengapa perubahan yang diinginkan diharapkan terjadi dalam konteks tertentu. Hal ini berfokus pada pemetaan atau “pengisian” apa yang telah digambarkan sebagai “perantara yang hilang” antara apa yang dilakukan program atau inisiatif perubahan dan bagaimana hal ini mengarah pada pencapaian tujuan yang diinginkan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat sebuah Kerangka Hasil, lalu mengidentifikasi tujuan jangka panjang yang diinginkan. Kemudian menyusun dan mengidentifikasi secara detail semua kondisi atau hasil yang harus ada (dan bagaimana ini terkait satu sama lain) agar tujuan itu terjadi.
Kerangka Hasil memberikan dasar untuk mengidentifikasi jenis kegiatan atau intervensi apa yang akan mengarah pada hasil yang diidentifikasi sebagai prasyarat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Dengan Kerangka Hasil ini, hubungan yang tepat antara aktivitas dan pencapaian tujuan jangka panjang dapat dipahami dengan lebih baik. Ini mengarah pada perencanaan yang lebih baik, di mana aktivitas terkait dengan pemahaman terperinci tentang bagaimana perubahan sebenarnya terjadi. Ini juga mengarah pada evaluasi yang lebih baik, karena dimungkinkan untuk mengukur kemajuan menuju pencapaian tujuan jangka panjang yang melampaui identifikasi keluaran program.
Baca juga: Monitoring Program CSR lebih Efektif dengan SR APP modul CSR Monev (MNE-1001)
Manfaat Theory of Change (ToC)
Merujuk pada theoryofchange.org, kelebihan dalam penggunaan ToC adalah penggunaan proses berpikir logis dan kritis dalam hal perencanaan, perancangan, implementasi dan evaluasi program untuk perubahan konteks, serta refleksi yang bijak melalui partisipasi aktif antara fasilitator dan stakeholder. Berikut 7 manfaat penggunaan Theory of Change (ToC)
- Memberikan gambaran besar tentang masalah yang berkaitan dengan lingkungan atau situasi di luar kontrol
- Menunjukkan banyak jalan dan upaya berbeda dalam menuju perubahan
- Mendeskripsikan bagaimana dan mengapa perubahan akan terjadi
- Melengkapi kalimat “Jika kita melakukan X maka Y akan berubah karena…”
- Menyajikan informasi dalam bentuk diagram dengan teks naratif
- Menyajikan informasi dalam bentuk diagram yang fleksibel sesuai kebutuhan termasuk proses berulang (cyclical processes), lingkaran timbal balik (feedback loops), satu kotak dapat mengarah ke sejumlah kotak lain, dan sebagainya
- Memudahkan penyusunan desain dan evaluasi program.
Cara Menyusun Theory of Change (ToC)
Proses penyusunan ToC bergantung pada penentuan goals atau tujuan jangka panjang dan mengidentifikasi kebutuhan atau cara dalam mencapai tujuan tersebut. ToC menggunakan pemetaan mundur yang mengharuskan perencana untuk berpikir mundur dari tujuan jangka panjang ke perubahan jangka menengah dan kemudian perubahan jangka awal yang diperlukan untuk menyebabkan perubahan yang diinginkan.
Konsep ini dapat menciptakan serangkaian hasil yang terhubung yang dikenal sebagai “jalur perubahan”. Sebuah “jalur perubahan” secara grafis mewakili proses perubahan seperti yang dipahami oleh para perencana inisiatif dan merupakan kerangka di mana elemen-elemen lain dari teori dikembangkan.
Berikut 6 tahapan menyusun Theory of Change (ToC):
- Mengidentifikasi goals atau tujuan jangka panjang
- Melakukan pemetaan mundur dan menghubungkan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut serta menjelaskan mengapa strategi tersebut diperlukan dan logis.
- Mengidentifikasi asumsi dasar tentang konteks.
- Mengidentifikasi intervensi yang akan dilakukan untuk menciptakan perubahan yang dinginkan.
- Mengembangkan indikator untuk mengukur hasil dan kinerja inisiatif perubahan.
- Menulis narasi untuk menjelaskan inisiatif perubahan.
Baca juga: CSR, ESG, dan SDGs: Apa Bedanya? Mana yang Terbaik?
Berikut merupakan komponen utama dalam (bentuk tabel) yang disarankan dalam membuat ToC yang komprehensif. Mengidentifikasi ‘mengapa, apa, siapa, kapan, dan bagaimana’ yang menghubungkan setiap elemen dengan intervensi yang lebih besar dapat menjadi cara yang berguna untuk lebih memahami proses perubahan.
Summary Statement | Satu kalimat yang mendeskripsikan keterkattan antara intervensi, proses perubahan dan ultimate goal, yang seringkali menggunakan pernyataan berikut: “Jika dilakukan X maka terjadi Y karena..” |
Problem Statement | ldentifikasi masalah dan memeriksa akar masalah |
Overall Goal | Setelah masalah teridentifikasi beserta akarnya, lalu lakukan identifikasi tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana kKesuksesan akan diidentifikasi. |
Change Process | ldentifikasi mekanisme perubahan yang menghubungkan input dengan output/hasil jangka pendek dan tujuan jangka panjang |
Change Makers | ldentifikasi milestone, indikator atau alat lain untuk menilai / mengukur tingkat perubahan |
Meta-Theory | Definisikan teori dasar yang membenarkan proses perubahan vang dipilih |
Inputs | Tindakan yang dimaksudkan untuk mengkatalisasi proses perubahan dan kerangka waktu yang sesuai untuk perubahan tersebut. |
Actors | ldentifikasi aktor dalam proses perubahan, tentukan peran dan hubungan mereka: 1. Pengguna akhir (End-user) / Penerima manfaat yang dituju (Intended beneficiaries) 2. Aktor Pelaksana (Implementing actor) 3. Spoiler 4. Pemangku kepentingan eksternal |
Domains of Change | Jika dapat diterapkan, identifikasi berbagai alur atau bidang tematik yang harus diatasi untuk mencapai perubahan, yang berpotensi diartikulasikan sebaaai sub-teori |
Internal Risks | ldentifikasi dampak potensial dari program yang dapat merusak keberhasilannya |
Assumptions | ldentifikasi keyakinan, nilai, dan elemen yang tidak dipertanyakan untuk setiap langkah proses perubahan |
External Risks | ldentifikasi risiko eksternal pada program dengan potensi untuk merusak keberhasilannya dan garis besar rencananya untuk mengatasinya |
Obstacles to Success | ldentifikasi hambatan yang mungkin mengancam proses perutbahan dan garis besar rencana untuk mengatasinya |
Knock-on Effects | ldentifikasi konsekuensi potensial yang tidak diinginkan dari program, baik positif maupun negatif |
Kalian dapat menggunakan template gambar dibawah ini untuk menyusun Theory of Change (ToC)