Pemerintah Indonesia kembali memperkuat komitmen iklim global melalui Second NDC Indonesia.
Dokumen ini resmi diserahkan kepada Sekretariat UNFCCC pada 17 Oktober 2025. Penyerahan ini dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup menjelang pelaksanaan COP30.
Langkah tersebut menandai pembaruan kebijakan nasional dalam menghadapi perubahan iklim secara terukur dan berbasis data. Second NDC Indonesia menjadi kelanjutan dari Enhanced NDC (ENDC) yang berlaku untuk periode 2026–2030.
Baca juga: SROI: Cara Mengukur Dampak Sosial Program Secara Kuantitatif dan Terukur
Apa Itu Second NDC Indonesia?
Second NDC Indonesia atau Second Nationally Determined Contribution merupakan rencana aksi iklim nasional. Dokumen ini berisi target dan strategi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) untuk periode 2031–2035.
Berbeda dari pendekatan sebelumnya, Indonesia tidak lagi menggunakan skenario Business as Usual (BAU). Sebagai gantinya, pemerintah menetapkan total emisi GRK yang ingin dicapai secara langsung.
Tahun dasar yang digunakan adalah level emisi tahun 2019.
Perubahan Pendekatan dari BAU ke Target Absolut
Pendekatan dari BAU ke Target Absolut bertujuan meningkatkan kejelasan dan transparansi dalam pelaporan kemajuan iklim. Model baru ini juga menyesuaikan kebijakan domestik dengan arah Perjanjian Paris.
Metode yang dipakai adalah Low Carbon Development Compatible with Paris Agreement (LCCP). Melalui LCCP, pembangunan ekonomi diarahkan untuk tetap tumbuh tanpa meningkatkan emisi secara signifikan.
Baca juga: Strategi Meningkatkan ESG Rating Perusahaan
Isi dan Target Emisi dalam Second NDC Indonesia
Second NDC Indonesia membagi proyeksi emisi dalam dua skenario utama. Skenario pertama disebut LCCP Rendah atau Low Carbon Compatible with Paris Target Low (LCCP-L). Pada skenario ini, target emisi ditetapkan sebesar 1,34 juta gigaton COâ‚‚e.
Skenario kedua yaitu LCCP Tinggi (LCCP-H) dengan target 1,49 juta gigaton COâ‚‚e. Kedua skenario tersebut menggambarkan variasi laju pembangunan dan efisiensi pengurangan emisi.
Sektor Prioritas dalam Pengurangan Emisi
Terdapat lima sektor prioritas pengurangan emisi. Sektor tersebut mencakup energi, limbah, pertanian, proses industri dan penggunaan produk (IPPU), serta kehutanan dan lahan (FOLU).
Setiap sektor memiliki kontribusi berbeda terhadap total emisi nasional. Pendekatan lintas sektor ini diharapkan memperkuat integrasi kebijakan iklim dengan pembangunan ekonomi nasional.
Baca juga: Eco Inovasi di PROPER sebagai Katalis Transformasi Hijau
Dampak Second NDC Indonesia terhadap Dunia Usaha
Penerapan Second NDC Indonesia memiliki dampak signifikan bagi sektor bisnis nasional. Kebijakan ini mendorong perusahaan untuk memperkuat strategi dekarbonisasi dan efisiensi energi.
Bisnis juga perlu meningkatkan transparansi pelaporan emisi GRK sebagai bagian dari akuntabilitas lingkungan. Pendekatan ini menuntut perusahaan beradaptasi dengan kebijakan rendah karbon dan teknologi ramah lingkungan.
Kesiapan Perusahaan dalam Menghadapi Transisi
Transisi menuju ekonomi rendah karbon memerlukan kesiapan dari sisi perencanaan dan data. Perusahaan perlu menghitung dan memantau emisi melalui pendekatan GHG inventory secara berkala.
Langkah ini penting agar strategi bisnis tetap sejalan dengan target nasional. Selain itu, sektor swasta berpeluang memperkuat kontribusi terhadap pencapaian Net Zero Emission Indonesia.
Baca juga: Sustainability Management sebagai Kunci Transformasi Bisnis Modern
Kolaborasi untuk Masa Depan Iklim Indonesia
Second NDC Indonesia menjadi tonggak penting dalam arah kebijakan iklim nasional. Pendekatan berbasis data dan transparansi menunjukkan upaya perbaikan sistem perencanaan emisi nasional.
Meski masih memerlukan penyempurnaan, dokumen ini menjadi dasar penting menuju ekonomi hijau.
Keberhasilan implementasi NDC akan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
Untuk mendukung pencapaian target Second NDC Indonesia, perusahaan perlu pendampingan teknis yang tepat. Pendekatan seperti GHG Advisory, Sustainability Consulting, dan Social Return on Investment (SROI) dapat membantu mengukur dampak nyata.
Olahkarsa menghadirkan layanan berbasis data untuk memperkuat strategi corporate sustainability dan pelaporan ESG yang transparan. Melalui kerja sama lintas sektor, Indonesia dapat membangun fondasi iklim yang tangguh dan berkelanjutan.
Hubungi Minno untuk informasi lebih lanjut: 08112130130
Referensi:
- Kementerian Lingkungan Hidup. (2025). Akhir Penyusunan Second Nationally Determined Contribution, Menteri LH: Bukti Kesungguhan Indonesia Bangun Masa Depan Lindungi Bumi.
- Green Katadata. (2025). Arah Baru Komitmen Iklim: Menanti Second NDC Indonesia.
- Kementerian Lingkungan Hidup. (2024). Siapkan Second NDC, Indonesia Perkuat Komitmen Atasi Dampak Perubahan Iklim.