Dalam dunia bisnis yang semakin dinamis, penerapan sustainability management, atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai manajemen keberlanjutan, merupakan sebuah keharusan di perusahaan.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap, apa itu sustainability management, elemen pentingnya, langkah implementasi di perusahaan, serta akibat jika tidak diterapkan. Semuanya disampaikan agar kamu, sebagai profesional atau praktisi sustainability, bisa memahami dan mempersiapkan strategi yang tepat untuk bisnis.
Baca juga: Bangun Tim Perusahaan yang Tangguh Lewat Sustainability Training
Apa Itu Sustainability Management?
1. Definisi dan Konteks
Sustainability management adalah penggabungan antara prinsip keberlanjutan dan praktik manajemen operasional perusahaan. Secara ringkas, sustainability management berfokus pada bagaimana sebuah organisasi dalam menjalankan aktivitasnya dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara simultan.
Dalam konteks korporasi, hal ini mencakup bagaimana perusahaan mengelola dampak-lingkungan, tanggung-jawab sosial, dan aspek pemerintahan yang baik (governance) dalam rangka mencapai keberlangsungan bisnis jangka panjang.
2. Mengapa Konteks “Management” Penting?
Tanpa “management”, keberlanjutan bisa jadi hanya sekadar inisiatif sporadis. Management memberi kerangka, pengukuran, governance, dan integrasi ke dalam operasi. Misalnya, sebuah organisasi perlu menetapkan target, mengukur kinerja, hingga melaporkan hasil yang semua itu adalah aspek manajerial. Dengan demikian, sustainability management menjadi landasan agar strategi keberlanjutan tidak berhenti di wacana, tetapi masuk ke dalam sistem dan praktik sehari-hari perusahaan.
Baca juga: Eco Inovasi di PROPER sebagai Katalis Transformasi Hijau
Elemen Penting dalam Sistem Sustainability Management
1. Pilar Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi
Sebuah strategi manajemen keberlanjutan yang solid harus memperhatikan tiga pilar utama, yakni lingkungan, sosial, dan ekonomi.
- Lingkungan, melihat bagaimana perusahaan mengurangi emisi, mengelola sumber daya, menghindari polusi.
- Sosial, bagaimana memperlakukan karyawan, komunitas, hak asasi manusia, keadilan.
- Ekonomi, bagaimana bisnis tetap profitable, sustainable secara finansial, tanpa merusak pilar sosial dan lingkungan.
Dengan memperhatikan ketiganya, maka manajemen keberlanjutan bisa seimbang dan berdampak positif.
2. Tata Kelola, Target, dan Pengukuran Kinerja
Elemen ini mencakup governance (pembinaan dan struktur), penetapan sasaran yang jelas, dan pengukuran yang sistematis. Sebagai contoh, dalam strategi keberlanjutan harus ada target yang bisa diukur dan dievaluasi secara rutin.
Tanpa pengukuran yang tepat, sulit untuk memonitor efektivitas dari program-program keberlanjutan. Laporan kinerja, metrik ESG, dan digital platform bisa jadi alat penting untuk memfasilitasi ini.
Baca juga: SROI: Cara Mengukur Dampak Sosial Program Secara Kuantitatif dan Terukur
3. Integrasi ke dalam Strategi Korporasi
Sustainability management yang sukses merupakan bagian integral dari strategi korporasi. Maksudnya, keputusan bisnis utama, operasi, rantai pasokan, produk, semua mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Integrasi ini memastikan keberlanjutan masuk ke DNA perusahaan.
4. Partisipasi Pemangku Kepentingan dan Materialitas
Perusahaan perlu melibatkan berbagai stakeholder, seperti karyawan, pemasok, pelanggan, komunitas, untuk memahami isu material yang paling relevan. Materialitas adalah konsep yang membantu memilih prioritas isu keberlanjutan, terkait mana yang paling berdampak dan paling relevan untuk bisnis dan stakeholder.
5. Pelaporan, Transparansi, dan Revisi Berkelanjutan
Pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting) dan penggunaan standar ESG semakin menjadi kebutuhan bagi perusahaan besar. Selain itu, strateginya harus bersifat dinamis, dapat direvisi ketika kondisi bisnis, regulasi, atau stakeholder berubah. Fleksibilitas ini merupakan elemen kunci agar manajemen keberlanjutan tetap relevan.
Baca juga: Sustainability Management sebagai Kunci Transformasi Bisnis Modern
Langkah Implementasi Sustainability Management di Perusahaan
Langkah 1 – Komitmen dan Kepemimpinan
Pertama adalah mendapatkan komitmen dari pimpinan tertinggi perusahaan. Tanpa support dari direksi atau manajemen puncak, inisiatif keberlanjutan akan sulit berjalan.
Contohnya menetapkan seseorang menjadi Chief Sustainability Officer atau membentuk komite keberlanjutan. Hal ini menjadikan sustainability management bagian dari visi dan misi perusahaan.
Langkah 2 – Analisis dan Penetapan Baseline
Selanjutnya, perusahaan perlu melakukan assessment terhadap kondisi saat ini, seperti emisi, konsumsi, limbah, sosial, governance. Ini menjadi baseline untuk pengukuran masa depan perusahaan. Penetapan baseline juga memungkinkan perusahaan untuk kemudian menetapkan target yang realistis dan terukur.
Langkah 3 – Tentukan Target dan Strategi
Dengan data baseline, perusahaan dapat menetapkan target baik jangka pendek maupun jangka panjang, misalnya pengurangan emisi 30 % dalam lima tahun, atau 100 % bahan baku bersertifikat halal.
Selanjutnya, strategi dapat dirancang, seperti bagaimana mencapai target melalui inisiatif-spesifik, integrasi ke bisnis, pelibatan stakeholder, dan model bisnis yang diperbarui.
Baca juga: Strategi Meningkatkan ESG Rating Perusahaan
Langkah 4 – Implementasi Operasional
Di tahap ini, inisiatif keberlanjutan diterapkan dalam operasi:
- Pengurangan penggunaan energi, sumber daya, limbah.
- Pengembangan rantai pasokan yang berkelanjutan.
- Pelatihan karyawan untuk budaya keberlanjutan.
- Penggunaan teknologi atau digital platform untuk memonitor.
Implementasi ini harus dijalankan dengan manajemen proyek yang jelas, tanggung jawab yang terdefinisi, dan sumber daya yang memadai.
Langkah 5 – Monitoring, Pelaporan, dan Review
Perusahaan perlu memonitor progres, yang dapat dilaporkan kepada stakeholder, dan melakukan review secara berkala. Hal ini membantu menyesuaikan strategi bila diperlukan. Pelaporan yang transparan juga dapat meningkatkan kredibilitas, sedangkan review dapat memastikan bahwa manajemen keberlanjutan tetap relevan dan responsive terhadap perubahan.
Langkah 6 – Continuous Improvement
Sustainability management bukan program sekali jalan. Seiring perkembangan regulasi, teknologi, dan ekspektasi stakeholder, perusahaan harus terus memperbaiki dan mengembangkan praktiknya. Melalui siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau pendekatan serupa, perusahaan membuat keberlanjutan menjadi bagian dari budaya.
Baca juga: Kuasai Modul CIFRS: Panduan Standar Pelaporan Keberlanjutan Global
Efek Perusahaan Tidak Menerapkan Sustainability Management
1. Risiko Reputasi dan Hubungan Stakeholder
Jika sebuah perusahaan mengabaikan manajemen keberlanjutan, risiko reputasi sangat besar. Stakeholder, termasuk pelanggan, investor, komunitas, semakin menuntut transparansi dan aksi nyata. Perusahaan yang gagal merespons hal ini bisa kehilangan kepercayaan, mengalami boikot, atau kesulitan mendapatkan investasi.
2. Risiko Finansial dan Operasional
Dengan tidak menerapkan sustainability management, biaya bisa meningkat, seperti limbah tidak terkendali, efisiensi rendah, atau sumber daya yang cepat habis. Selain itu, regulasi lingkungan yang makin ketat bisa memunculkan denda atau kewajiban remediasi yang besar.
3. Potensi Ketinggalan Kompetitif dan Inovasi
Perusahaan yang tidak aktif mengelola keberlanjutan bisa kalah pesaing dari yang lebih adaptif. Bisnis yang mengintegrasikan sustainability management, sering menemukan peluang inovasi, produk baru, pasar baru, efisiensi baru. Tanpa itu, mereka bisa tertinggal.
4. Dampak Lingkungan dan Sosial Negatif
Lebih luas, perusahaan yang tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutan dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Ini bisa memicu gangguan sosial, regulasi keras, atau kerugian jangka panjang bagi bisnis mereka sendiri serta lingkungan sekitar.
Baca juga: Implementasi GHG Calculation dalam Mengukur Emisi PT Pegadaian
Saatnya Wujudkan Perusahaan yang Mengedepankan Sustainability Management
Mengelola sustainability management adalah langkah strategis dan tak terhindarkan bagi perusahaan yang ingin bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan. Dengan memahami definisi, elemen-penting, langkah implementasi, serta risiko bila diabaikan, bisnis dapat bergerak dari awareness ke aksi konkret.
Jadi, sudah siap membawa bisnismu ke level selanjutnya dengan sustainability management yang terukur dan berdampak?
Olahkarsa sebagai pionir dalam praktik sustainable bisnis yang menyediakan layanan end-to-end corporate sustainability management, menghadirkan solusi terintegrasi untuk membantu bisnis mencapai tujuan ESG secara efektif.
Hubungi Olahkarsa dan transformasikan strategi keberlanjutan bisnismu menjadi berdampak: 08112130130
Referensi:
- Facilio. (2025). What Is Sustainability Management and How You Can Implement It.
- Greenly. (2025). What are the 3 Pillars of Corporate Sustainability?
- Investopedia. (2024). The 3 Pillars of Corporate Sustainability.
- Institute of Sustainability Studies. (2023). What makes a strong sustainability strategy?
- Trellis. (2023). 5 key facets of a strong sustainability strategy.
- Columbia SPS. (2023). The Importance of Sustainability Metrics to Sustainability Management.
- Schneider. (2022). An introduction to sustainability management: Objective, principles, advantages.
- Watchwire. (2021). Sustainability Management Explained: What It Is and Why It’s Important.