Kesadaran akan pentingnya pengurangan emisi gas rumah kaca mendorong perusahaan di Indonesia untuk mengambil langkah konkret menuju bisnis berkelanjutan. Melalui praktik GHG Calculation berbagai sektor kini mampu mengukur, melaporkan, dan mengevaluasi jejak karbon mereka secara sistematis.
Apalagi pelaksanaan Greenhouse Gas (GHG) Inventory kini menjadi langkah penting di Indonesia sebagai bentuk komitmen terhadap Perjanjian Paris dan Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
Bagi sektor keuangan, kewajiban ini juga sejalan dengan POJK No. 51/POJK.03/2017 yang mendorong lembaga keuangan untuk menerapkan prinsip keberlanjutan, termasuk pengelolaan risiko iklim dan emisi gas rumah kaca.
Melalui pelaksanaan GHG Inventory, perusahaan dapat mengukur dan memantau pengurangan emisi yang telah dicapai, sekaligus mengevaluasi kinerja lingkungan pada sektor energi, industri, maupun lembaga keuangan secara lebih terukur dan transparan.
Baca juga: Customer Satisfaction Index (CSI): Strategi Pengukuran untuk Meningkatkan Kualitas Layanan
Pentingnya GHG Calculation bagi Keberlanjutan Bisnis di Indonesia
Inventarisasi gas rumah kaca (GHG Inventory) menjadi fondasi utama bagi perusahaan untuk memahami sumber emisi mereka. Melalui proses inventarisasi gas rumah kaca, organisasi dapat memantau dan mengevaluasi pencapaian target pengurangan emisi.
Kegiatan ini juga menjadi bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap komitmen nasional dalam Paris Agreement dan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). Bagi sektor keuangan, pelaksanaan GHG Calculation juga menjadi bagian dari kepatuhan terhadap POJK No.51/POJK.03/2017 tentang penerapan keuangan berkelanjutan.
Baca juga: Membangun Bisnis Berkelanjutan Melalui Corporate Sustainability School
1. Concept GHG Calculation
Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan kumpulan gas di atmosfer yang mampu menyerap dan memantulkan kembali radiasi inframerah. Proses ini membantu menjaga suhu bumi tetap stabil. Namun, ketika konsentrasinya meningkat akibat aktivitas manusia, efek rumah kaca menjadi berlebihan dan memicu pemanasan global.
Selain itu, adapun jenis utama gas rumah kaca yang meliputi:
- Karbon dioksida (CO2)
- Metana (CH4)
- Dinitrogen Monoksida (N2O)
- Fluorinated: hidrofluorokarbon (HFCs)
- Perfluorokarbon (PFCs)
- Sulfur Heksafluorida (SF6)
2. Tujuan GHG Calculation
Dalam implementasi GHG Calculation terdapat beberapa tujuan, meliputi:
- Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kinerja pengurangan emisi GRK yang telah dicapai oleh berbagai sektor & entitas di Indonesia.
- Mengidentifikasi potensi penghematan energi dan penggunaan teknologi rendah karbon yang lebih efisien di berbagai sektor.
- Memberikan rekomendasi yang diperlukan untuk meningkatkan pencapaian dalam pengurangan emisi GRK.
Kolaborasi Olahkarsa dan PT Pegadaian dalam GHG Accounting
1. Tujuan dan Standar Perhitungan
Program GHG Calculation PT Pegadaian Tahun 2025 bertujuan untuk mengukur kinerja pengurangan emisi secara menyeluruh dan terukur. Melalui praktik tersebut, Olahkarsa menerapkan standar internasional seperti IPCC Guidelines dan GHG Protocol, serta standar nasional dari Kementerian ESDM dan KLHK.
Proses GHG Calculation juga selaras dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-1/MBU/03/2023, yang menekankan pentingnya pengukuran dampak program TJSL BUMN secara kuantitatif dan terukur.
2. Metodologi dan Scope Emisi
Perhitungan emisi dilakukan berdasarkan dua batas utama, yaitu batas organisasi dan batas operasional.
- Scope 1 – mencakup emisi Langsung yang dihasilkan dari sumber yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan atau organisasi. Contohnya: dari pembakaran bahan bakar, emisi fugitif, dan proses kimia.
- Scope 2 – mencakup emisi tidak langsung yang dihasilkan dari konsumsi energi yang dibeli oleh perusahaan. Contohnya: penggunaan listrik dan uap.
- Scope 3 – mencakup emisi tidak langsung yang terjadi di luar kendali perusahaan, tetapi terkait dengan aktivitasnya. Contohnya: sumber yang tidak dikendalikan oleh perusahaan, misalnya: rantai pasok.
Melalui metodologi dan scope tersebut memastikan akurasi data melalui pemilihan faktor emisi yang sesuai dengan kondisi nasional.
Baca juga: Sustainability Training CIFRS S1 & S2
Nilai Strategis GHG Calculation bagi Bisnis Berkelanjutan
Implementasi GHG Calculation berfungsi sebagai kewajiban pelaporan, sekaligus strategi manajemen risiko lingkungan. Dengan mengetahui sumber emisi terbesar, perusahaan dapat merancang kebijakan pengurangan emisi yang lebih tepat sasaran.
Bagi PT Pegadaian, langkah ini memperkuat posisi perusahaan sebagai lembaga keuangan yang mendukung ekonomi hijau dan bertanggung jawab terhadap perubahan iklim. Kolaborasi bersama Olahkarsa juga mencerminkan sinergi antara inovasi, kepatuhan, dan nilai keberlanjutan jangka panjang.
Baca juga: Corporate Sustainability Strategy: Peran Environmental Impact Assessment dalam BRI Peduli
Saatnya Tingkatkan Kinerja Lingkungan Perusahaanmu
Melalui GHG Calculation, perusahaan dapat menilai dampak lingkungan mereka dengan lebih akurat dan transparan. Pendekatan ilmiah dan berbasis data seperti ini menjadi kunci untuk mencapai tujuan keberlanjutan nasional dan global.
Olahkarsa sebagai pionir dalam praktik sustainable bisnis yang menyediakan layanan end-to-end corporate sustainability management menghadirkan solusi terintegrasi untuk membantu bisnis mencapai tujuan ESG secara efektif. Mulai dari pengukuran emisi, pengembangan strategi dekarbonisasi, hingga penyusunan laporan keberlanjutan, Olahkarsa siap menjadi mitra dalam perjalanan keberlanjutan perusahaanmu.
Mari tingkatkan kinerja lingkungan perusahaan melalui layanan terbaik Olahkarsa di bidang corporate sustainability, ESG consulting, sustainability consulting, ESG rating consulting, sustainability management, dan berbagai sustainability initiatives berbasis teknologi digital.
Hubungi Minno untuk informasi lebih lanjut: 08112130130