Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), secara global, satu per tiga makanan yang jumlahnya diperkirakan mencapai 1,3 miliar terbuang sia-sia setiap tahunnya menjadi sampah makanan. Hal inilah yang menjadikan sampah makanan (food waste) menjadi isu global di berbagai belahan negara dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan masalah sampah ini termasuk dalam target Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab. Lebih spesifiknya lagi, SDGs nomor 12 ini mempunyai target pengurangan separuh dari jumlah sampah makanan global per kapita pada tingkat retail dan konsumer pada tahun 2030. Selain itu juga upaya mengurangi kerugian makanan sepanjang rantai produksi dan suplai. Parahnya lagi, menurut FAO Indonesia menjadi negara urutan kedua yang menyumbang sampah makanan terbanyak didunia. Oleh karena itu, kita perlu memahami pentingnya dampak dari food waste dalam artikel berikut ini.
Mengenal Food Waste
Food and Agriculture Organization (FAO) mengungkapkan bahwa food waste adalah bahan atau makanan yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi oleh manusia, namun pada akhirnya dibuang dengan sengaja. Jika terdapat sisa makanan, buah busuk, sayur layu, maupun makanan kadaluwarsa, itu juga termasuk bentuk dari sampah makanan (food waste). Sebagian besar sampah makanan berasal dari hotel, restoran, katering, supermarket, gerai, ritel, dan rumah tangga.
Zat-zat tidak baik yang muncul pada makanan yang sudah tidak layak makan, menjadi penyebab makanan terbuang percuma. Food waste bisa terjadi pada setiap rantai makanan mulai dari produksi sampai pada konsumsi. Terdapat dua kategori sampah makanan yaitu sampah makanan “left over” dan “food waste“. Sampah makanan “left over” adalah sampah makanan yang berasal dari akibat penyajian yang berlebihan dari masyarakat urban. Sedangkan sampah makanan yang biasa disebut “food waste” merupakan sampah makanan akibat dari kesalahan perencanaan dan manajemen yang kurang baik pada setiap proses rantai makanan. Tidak ada yang lebih baik dari kedua kategori tersebut, karena sampah makanan tetap mengandung zat kimia yang tidak dapat didaur ulang dan membahayakan lingkungan.
Dampak Food Waste
Food Agriculture Organization (FAO) menilai bahwa secara global nilai ekonomi dari makanan yang terbuang adalah sekitar 1000 milliar dolar pertahun. Namun, angka ini meningkat menjadi 2600 milliar dolar yang disebabkan adanya biaya tak terduga akibat kerusakan lingkungan. Sedangkan, menurut Bappenas pada tahun 2021 kerugian ekonomi akibat food waste mencapai 107-346 trilliun rupiah/tahun menimpa Indonesia. Pada sektor holtikultura khusunya sayur-sayuran memiliki nilai kehilangan ekonomi yang tidak terlalu besar. Namun, dikarenakan proses efisiensi yang kurang baik, proporsi sayur-sayuran terbuang sangat tinggi dibandingkan dengan sayur-sayuran yang terkonsumsi. Lain halnya dengan sektor tanaman pangan yang mempunyai nilai kehilangan ekonomi paling besar. Tetapi jika dilihat dari proses efisiensi yang baik, proporsi padi-padian terbuang lebih kecil daripada padi-padian yang terkonsumsi.
Dampak buruk lain yang ditimbulkan sampah makanan adalah mampu meningkatkan produksi emisi gas rumah kaca. Sampah makanan yang terurai akan menghasilkan gas metana berbahaya yang dilepaskan ke atmosfer. Gas metana ini merupakan salah satu emisi gas rumah kaca yang 21 kali lipat lebih berbahaya dari karbondioksida (CO2). Metana yang dihasilkan dari sampah makanan ini jika dihitung secara global, menyumbang 7% dari total emisi gas rumah kaca. Jika dilihat dari sudut pandang lain, pembuangan food waste yang menempuh perjalanan yang cukup jauh, akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar. Hasil pembakaran dari bahan bakar fosil inilah lagi-lagi juga menjadi salah satu penyumbang emisi gas ke lingkungan. Pada akhirnya, pemanasan global akan terus meningkat dan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang akan memengaruhi kehidupan makhluk hidup. Ilmuwan percaya bahwa jika sampah makanan ini dapat dicegah, maka akan mengurangi 11% emisi gas rumah kaca.
Cara Mencegah Sampah Makanan
Sejak 1950, hasil riset dari PBB menyatakan bahwa angka pertumbuhan populasi manusia setiap tahunnya meningkat. Diprediksi pada tahun 2030, populasi manusia akan mencapai 8,5 miliar, dan menjadi 9,7 miliar pada 2050. Artinya, sumber daya alam yang dibutuhkan manusia mencapai tiga planet bumi untuk mempertahankan gaya hidup saat ini. Melihat fenomena tersebut, penting untuk mengetahui bagaimana cara mencegah food waste agar tidak terjadi kelaparan didunia. Beberapa hal berikut dapat Anda lakukan untuk mencegah food waste:
Menyusun penyimpanan makanan dengan baik
Penyimpanan makanan dapat Anda lakukan dengan cepat dan dapat disesuaikan dengan jenis makanan yang telah Anda beli. Penting untuk mengetahui dan mempelajari usia serta bagaimana cara menyimpan makanan dengan baik. Misalnya, makanan seperti daging, sayur, umbi-umbian mempunyai cara penyimpanan yang berbeda dengan makanan lain, sehingga harus dipisah. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan untuk mencegah sampah makanan (food waste) yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sehingga, makanan dapat dikonsumsi dalam waktu yang lama.
Melakukan perencanaan pada menu makanan
Rutin membuat menu makanan saat Anda akan memasak juga menjadi salah satu pencegahan adanya sampah makanan. Anda juga dapat memerhatikan jumlah kandungan gizi yang terdapat pada menu makanan Anda. Cara lain yang dapat Anda gunakan adalah Anda dapat belanja bahan makanan hanya untuk mengisi kebutuhan yang habis. Dengan cara ini, Anda dapat mencegah kelebihan makanan.
Mengolah sisa makanan menjadi pupuk kompos
Selain cara yang sudah disebutkan diatas, sisa makanan juga dapat Anda olah menjadi pupuk kompos. Sisa makanan yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos berupa sisa sayuran, ampas kopi atau teh, dan buah. Dengan begini, tidak ada lagi sisa makanan tersebut yang akan terbuang percuma.
Memanfaatkan kembali makanan
Kebiasaan buruk membuang langsung makanan yang tidak terkonsumsi merupakan salah satu penyebab adanya sampah makanan. Padahal, banyak makanan yang masih layak diolah dan dikonsumsi keesokan hari jika tersimpan dengan baik. Misalnya, Anda dapat membuat kaldu sayuran dari rebusan kulit atau batang sayuran dengan menyaring air rebusan dan disimpan dengan baik untuk menu makanan lain.
Baca lainnya : Apa itu Jejak Karbon dan Cara Menghitungnya
Kesimpulan
Jangan menyepelekan sampah makanan (food waste) karena ancaman yang datang akan sangat nyata bagi keberlangsungan hidup lingkungan maupun bagi populasi manusia. Bahkan, dampak dari food waste mampu menyebabkan emisi karbon dan global warming. Oleh karena itu, mari kita memaksimalkan berbagai cara untuk mencegah adanya food waste demi masa depan lingkungan yang lebih baik.