Eco Inovasi merupakan kriteria penilaian terbaru dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Seperti yang kita tahu, berbagai kriteria dan aspek penilaian dalam PROPER terus berkembang dan mengalami berbagai penambahan. Hal ini bertujuan untuk semakin mendorong dunia bisnis agar terus melakukan pembelajaran dan perbaikan dalam seluruh aspek operasionalnya, dengan memperhatikan aspek lingkungan.
Baca Juga: Mengenal Inovasi Sosial dalam PROPER
Eco Inovasi menjadi salah satu kriteria penilaian penting untuk PROPER Beyond Complience peringkat Emas tahun 2023. Peserta PROPER yang telah berhasil melalui seluruh rangkaian penilaian hingga menjadi kandidat Emas, maka wajib untuk menyusun dokumen ini.
Lantas Apa Itu Eco Inovasi?
Eco Inovasi adalah sebuah konsep yang muncul sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan planet bumi. Konsep ini mengacu pada pengembangan solusi kreatif dan berkelanjutan untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan, seperti perubahan iklim, polusi, dan kerusakan ekosistem, yang akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian berbagai pihak.
Eco Inovasi melibatkan penggabungan teknologi, desain, dan praktik bisnis yang ramah lingkungan untuk menciptakan produk yang lebih berkelanjutan. Tujuan dari praktik ini adalah untuk mendorong transisi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif yang kita hasilkan.
Dengan mendorong adopsi Eco Inovasi, pemerintah dan industri di Indonesia dapat mencapai pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Selain itu, Eco inovasi juga menciptakan peluang untuk penghematan biaya bagi industri, meningkatkan daya saing, dan merangsang perkembangan teknologi.
Mengapa Eco Inovasi Penting Dilakukan?
Eco inovasi menjadi sangat penting diterapkan di dunia industri dewasa ini. Sebab, sumber daya alam yang menjadi bahan bagi pada sebagian besar industri bersifat terbatas dan kian menipis. Selain itu, terbatasnya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup menjadi alasan penting mengapa Eco Inovasi ini penting dilakukan.
Ketika sumber daya alam semakin menipis bahkan habis, serta lingkungan telah kehilangan daya dukung dan daya tampungnya, maka berbagai bencana akan semakin mudah terjadi. Hal ini tentu akan merugikan masyarakat secara umum, terasuk entitas bisnis itu sendiri.
Baja Juga: Ancaman Nyata Krisis Iklim Bagi Dunia Bisnis
Dengan menerapkan Eco Inovasi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, serta menekan dampak negatif lingkungan. Sebagai contoh efisiensi energi, penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), manajemen limbah beracun dan berbahaya (B3), serta efisiensi penggunaan air. Penerapan praktik ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan berkat penghematan biaya yang dilakukan dalam operasional dari hulu hingga ke hilir.
Bagaimana Eco Inovasi dalam PROPER?
Dalam penilaian PROPER, Dokumen Eco Inovasi menjadi persyaratan utama ketika perusahaan masuk ke dalam kandidat Emas. Penyusan Dokumen ini terkait erat dengan konsep Life Cycle Assessment (LCA) atau Penilaian Siklus Hidup serta Ekonomi Sirkuler.
Dalam menyusun dokumen ini, perusahaan harus memperhatikan beberapa poin pembahasan berikut agar dokumen Eco Inovasi yang diserahkan sesuai dengan kriteria.
1. Analisis Dampak dan Interpretasi Daur Hidup
Point pembahasan pertama adalah analisis mengenai potensi dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan proses bisnis. Analisis dampak ini dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assesment (LCA) atau daur hidup.
Baca Juga: Bagaimana Kriteria Life Cycle Assesment dalam PROPER
Proses analisis dilakukan dengan mencakup beberapa variabel data meliputi bahan bakar, bahan baku, bahan kimia, produk, dan emisi (udara, tanah, dan air) yang dihasilkan atau digunakan dalam proses produksi. Ruang lingkup LCA yang dikaji adalah Cradle to grave yang dimulai dari proses mendapatkan bahan baku, proses produksi, distribusi, hingga produk tersebut dikonsumsi dan menjadi limbah.
2. Program Eco Invoasi dan Analisis Keterkaitan dengan Life Cycle Assessment (LCA)
Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis keterkaitan program Eco Inovasi dengan Life Cycle Assesment atau daur hidup. Pada bagian ini, perusahaan harus menjelaskan bagaimana berbagai program Eco Inovasi dilakukan selaras dengan Life Cycle Assesment. Pertama-tama perusahaan harus mendeskripsikan permasalahan yang melatarbelakangi dilaksanakannya program, kemudian membandingkan kondisi sebelum dan sesudah dilaksnakannya program.
3. Dampak Eco Inovasi terhadap Pengurangan Hotspot
Setelah melakukan interpretasi terhadap seluruh potensi dampak yang dihasilkan dari proses produksi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa hotspot proses. Titik hotspot dapat berupa unit proses (hotspot proces) maupun kategori dampak (hotspot dampak) yang memiliki nilai tertinggi pada suatu rangkaian proses produksi.
Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hotspot proses yang memiliki nilai dampak tertinggi dimasing-masing kategori dampaknya. Analisa hotspot dilakukan pada unit proses yang berkaitan dengan operasional produksi listrik saja untuk menjadi baseline untuk menentukan program perbaikan dari kegiatan rutin produksi.
4. Analisis Relevansi Eco Inovasi dengan Sirkular Ekonomi
Poin terakhir adalah analisis mengenai relevansi program Eco Inovasi dengan Sirkular Ekonimi. Pada bagian ini perusahaan harus memaparkan bagaimana berbagai program yang telah dilaksankaan dapat mendorong sirkular ekonomi. Proses analisis dilakukan dengan mengaitkan antara program yang dilakukan dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkuler, serta di gambarkan indikator pendukung keterkaitan tersebut.