CSR Stories hadir kembali pada Sabtu, 8 Mei 2021 dan berkolaborasi dengan Komunitas CDO Pertamina Indonesia (KCPI) serta mengangkat tema Pertamina Cerdas, Kontribusi Perusahaan Memajukan Pendidikan Bangsa. Narasumber kali ini ada Jauhari Ali sebagai CDO PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan dan Rachmat Dana sebagai CDO PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus didorong oleh semua pihak, mulai dari pemerintah, individu bahkan sektor swasta. Salah satu kontribusi sektor swasta dalam pendidikan adalah melalui program CSR. PT Pertamina RU V Balikpapan memiliki program Literasi Gadjah Mada di Kelurahan Klandasan Ilir, Balikpapan. Program ini berdasarkan masalah rendahnya minat baca masyarakat dan kurangnya ruang ekspresi ide dan gagasan serta potensi adanya taman baca masyarakat.
Program ini dimulai sejak tahun 2019, dengan beberapa tahapan seperti mengenalkan Kampoeng Literasi sebagai pusat informasi, edukasi, rekreasi, dan tahap pengembangan. Kampoeng Literasi dibangun dengan konsep kafe coklat sehingga dapat membangkitkan semangat masyarakat akan literasi, membaca dengan santai, dan program berjalan secara mandiri. Terdapat beberapa inovasi dalam program ini untuk menarik masyarakat, seperti kompetisi mural, box baca, dan sosialisasi ke sekolah.
Selanjutnya, ada program dari PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) yaitu Rulika Bunga Kertas. Program ini dilaksanakan berdasarkan assessment sehingga sesuai kebutuhan masyarakat di Desa Beringin Agung dan dapat berjalan secara partisipatif serta berkelanjutan. Latar belakang program ini masih rendahnya literasi di Indonesia, padahal literasi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara. Oleh karena itu, PT Pertamina, taman baca Bunga Kertas, dan pihak pemerintah serta komunitas membentuk Kampung Literasi Kreatif.
Program ini didukung dengan adanya potensi taman baca masyarakat sebagai tempat berkumpul dan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa transmigrasi yang belum berkembang. Harapannya, agar dapat menjadi motor penggerak masyarakat untuk mengembangkan kreativitas dan potensi mereka.
Pada awalnya, program berfokus pada peningkatkan infrastruktur dan penambahan jumlah buku serta fasilitas lainnya. Kemudian, program menjadi bervariasi sesuai 6 pilar literasi, misalnya diskusi, seni tari, kelompok berhitung, belajar alat peraga sains, pemanfaatan media sosial, dan pengembangan UMKM.
Pengembangan UMKM ini meliputi bidang olahan buah, olahan barang bekas, dan pembuatan masker sebagai bentuk perwujudan literasi finansial. Tujuannya, agar Kampung Literasi Kreatif dapat berjalan secara mandiri.