Community Development Officer (CDO) sekarang ini telah menjadi profesi yang cukup diminati di kalangan pegiat sosial, terutama mereka yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu sosial dan kesejahteraan masyarakat. Permintaan akan posisi ini juga semakin tinggi seiring dengan tuntutan akan praktik bisnis bertanggung jawab dan berkelanjutan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Lantas siapakah Community Development Officer dan bagaimana menjadi seorang Community Development Officer yang tangguh dan berkualitas?
Mengenal Community Develoment Officer
Secara definitif, Community Development Officer atau CDO merupakan pekerja yang melakukan pendampingan terhadap masyarakat untuk meningkatkan kualitas kondisi sosial, ekonomi dan kehidupan agar tercipta masyarakat yang mandiri. Ia adalah ujung tombak dalam membantu perusahaan untuk menyejahterakan masyarakat melalui pendampingan dan pengembangan masyarakat.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang CDO bertanggung jawab terhadap program pengembangan masyarakat. Mulai mulai identifikasi kebutuhan, perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi. Oleh karena itu, para CDO ini harus mempunyai skill dan kompetensi yang mumpuni agar berbagai jobdesk nya dapat berjalan dengan baik.
Skill yang Wajib Dikuasai Seorang CDO
1.Komunikasi dan Fasilitasi Forum
Skill pertama yang harus dikuasai oleh seorang CDO adalah komunikasi dan fasilitasi forum. Komunikasi dalam konteks ini bukan sekadar proses penyampaian informasi. Melainkan sebuah seni membangun hubungan, memahami kebutuhan, dan merangsang partisipasi aktif masyarakat.
Seorang CDO harus mampu berkomunikasi dengan jelas, efektif, dan empati, memastikan bahwa setiap anggota masyarakat merasa didengar dan dihargai. Hal ini mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai gaya komunikasi dan budaya setempat, serta menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan mengakomodasi perbedaan.
Seorang CDO juga dituntut untuk memiliki kemampuan mengorganisir dan mengelola pertemuan yang produktif, di mana semua peserta merasa terlibat dan berkontribusi. Seorang CDO harus dapat mengidentifikasi dan menarik minat berbagai pemangku kepentingan, mendorong kerjasama, dan memediasi konflik jika perlu.
2. Pemetaan Sosial
Skill ini melibatkan penggunaan metode dan teknik untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mendokumentasikan struktur dan kondisi sosial, sumber daya, kebutuhan, dan potensi yang ada dalam komunitas. Melalui pemetaan sosial, seorang CDO dapat memahami dinamika hubungan antar individu, kelompok, dan institusi dalam masyarakat, serta bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi hubungan sosial, ekonomi, dan lingkungan setempat.
Baca Juga: Dokumen Social Mapping PROPER: Apa Saja Isinya?
Keterampilan ini dapat membuat CDO merancang intervensi program yang lebih tepat sasaran. Selain itu ia dapat mengidentifikasi peluang pemberdayaan, dan memobilisasi sumber daya komunitas secara efektif. Membantu dalam pengambilan keputusan dan perencanaan strategis, tetapi juga meningkatkan kesadaran dan pemahaman bersama tentang isu-isu yang dihadapi komunitas.
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat. Skill ini melibatkan penguasaan teori dan praktik pemberdayaan, termasuk aspek-aspek seperti pengembangan kapasitas, pendekatan berbasis aset, dan pembangunan kelembagaan.
Seorang CDO harus dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk mengembangkan strategi yang mendorong partisipasi aktif, kepemilikan lokal, dan pengembangan solusi yang berkelanjutan dari dalam masyarakat itu sendiri. Hal ini memerlukan pendekatan holistik yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat, serta fleksibilitas untuk menyesuaikan strategi dengan perubahan kondisi dan peluang. Keterampilan ini diperlukan untuk memastikan program dapat menciptakan dampak positif yang optimal dan berkelanjutan.
4. Pengelolaan Program
Pengelolaan program yang efektif adalah keterampilan selanjutnya yang harus dimiliki seorang Community Development Officer (CDO). Ini mencakup seluruh siklus program mulai dari perencanaan, implementasi, hingga replikasi.
Di tahap perencanaan, seorang CDO harus mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, merumuskan tujuan, dan merencanakan strategi dengan sumber daya yang ada. Seraya mengikutsertakan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Implementasi melibatkan koordinasi sumber daya, manajemen tim, dan komunikasi yang efektif untuk mengatasi tantangan. Sementara monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan mencapai hasil yang diinginkan.
Terminasi program memerlukan penutupan yang terencana dan sistematis, memastikan semua kewajiban terpenuhi. Selanjutnya, replikasi program menjadi pertimbangan, di mana CDO menganalisis faktor-faktor keberhasilan dan mengidentifikasi kemungkinan penerapan strategi serupa di konteks lain. Pengelolaan program yang komprehensif ini dilakukan untuk memastikan pelaksanaan program berjalan efisien dan efektif serta menciptakan dampak berkelanjutan dan positif terhadap pemberdayaan masyarakat.
5. Pengorganisasian Masyarakat
Pengorganisasian masyarakat adalah skill kelima dan salah satu aspek penting dalam peran Community Development Officer (CDO). Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan untuk menggalang masyarakat agar bersatu dan bergerak bersama menuju tujuan yang telah ditetapkan bersama. Hal ini melibatkan proses membangun kesadaran, meningkatkan partisipasi, dan memfasilitasi pembentukan kelompok atau organisasi masyarakat yang mampu mewakili dan memperjuangkan kepentingan mereka. CDO harus mampu mendengarkan dan menghargai masukan dari semua anggota masyarakat, mengidentifikasi pemimpin lokal, dan mendorong pembagian tanggung jawab yang merata.
Selanjutnya, keterampilan ini juga mencakup kemampuan untuk memberdayakan anggota masyarakat melalui pelatihan, pendidikan, dan pembinaan, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan penyelesaian konflik. Pengorganisasian masyarakat yang efektif memastikan bahwa ada kesatuan tujuan dan aksi, memungkinkan intervensi pembangunan untuk dilaksanakan secara lebih efektif dan berkelanjutan. Melalui pendekatan kolaboratif dan partisipatif, CDO dapat membantu masyarakat menciptakan struktur organisasi yang kuat, meningkatkan kapasitasnya untuk inisiatif mandiri, dan menghadapi tantangan masa depan dengan lebih tangguh dan mandiri.
6. Resolusi Konflik
Resolusi konflik merupakan skill keenam yang fundamental bagi Community Development Officer (CDO) dalam kerangka kerja pemberdayaan masyarakat. Keterampilan ini menuntut kemampuan untuk mengidentifikasi, menanggapi, dan menyelesaikan perselisihan atau konflik dalam masyarakat dengan cara yang konstruktif dan adil. Dalam praktiknya, CDO harus menguasai teknik mediasi dan negosiasi, serta memahami dinamika konflik untuk memfasilitasi dialog antar pihak yang berselisih. Hal ini tidak hanya melibatkan penanganan konflik saat telah terjadi, tapi juga pencegahan konflik.
Dalam upaya resolusi konflik, seorang CDO akan berperan sebagai fasilitator netral yang mendorong komunikasi terbuka dan jujur, membantu masing-masing pihak mengartikulasikan kebutuhan dan kepentingannya, dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Ini mencakup pengembangan strategi untuk mengatasi akar penyebab konflik, seperti ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, atau persaingan sumber daya. Dengan demikian, keterampilan resolusi konflik menjadi penting untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat dan memastikan upaya pemberdayaan masyarakat dapat berlangsung dalam lingkungan yang kondusif.
7. Advokasi Masyarakat
Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif, yang bertujuan untuk mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Proses advokasi ini sangat penting bagi seorang CDO dalam mengkomunikasikan kebutuhan dan isu-isu penting di masyarakat. Dengan target utama adalah pengambil kebijakan di internal perusahaan dan stakeholder lainnya.
Advokasi lebih merupakan suatu usaha perubahan sosial melalui semua saluran dialog yang terdapat dalam sistem manajemen perusahaan dan stakeholder. Keberhasilannya diperoleh bila proses dilakukan secara sistematis, terstruktur, terencana dan bertahap dengan tujuan yang jelas, untuk mempengaruhi perubahan kebijakan agar menjadi lebih baik.
Keterampilan advokasi merupakan sebuah ilmu dan seni, yang tentunya sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi seorang CDO. Peningkatan keterampilan komunikasi dapat membantu tim untuk meningkatkan kinerja, khususnya dalam melakukan advokasi.
Kesimpulan
Berbagai keterampilan ini bukan hanya esensial untuk menunjang karir seorang Community Development Officer. Tetapi juga berperan sebagai modal penting dalam mendukung upaya-upaya peningkatan kehidupan masyarakat. Komitmen untuk terus belajar dan mengasah keterampilan merupakan kunci dalam menjalankan tugas ini, mengingat dinamika yang terus berubah dalam masyarakat.
Oleh karena itu, prinsip continuous improvement, atau peningkatan dan perbaikan secara terus menerus, harus diterapkan dalam setiap aspek pekerjaan seorang Community Development Officer. Hal ini untuk memastikan setiap strategi dan intervensi dapat beradaptasi dan responsif terhadap kebutuhan serta tantangan yang muncul.