Dokumen Social Mapping atau pemetaan sosial merupakan salah satu kriteria penilaian penting bagi perusahaan yang menargetkan peringkat Hijau atau Emas. Aspek penilaian ini masuk ke dalam kriteria Pengembangan Masyarakat tepatnya pada aspek perencanaan.
Dengan dokumen ini, perusahaan telah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan dengan melakukan praktik pengembangan masyarakat secara terstruktur dari mulai perencanaan.
Baca Juga: Dokumen Hijau PROPER: Apa Saja Isinya?
Apa Itu Social Mapping?
Social Mapping adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali kondisi sosial budaya masyarakat pada wilayah tertentu yang akan dijadikan sebagai wilayah sasaran program pengembangan masyarakat perusahaan.
Pemetaan Sosial juga dapat didefinisikan sebagai proses identifikasi karakteristik masyarakat melalui pengumpulan data dan informasi baik sekunder maupun langsung (primer) mengenai kondisi sosial masyarakat dalam satu wilayah tertentu. Kondisi sosial masyarakat tersebut diantaranya jaringan dan relasi sosial dalam suatu entatitas masyarakat, potensi, kebutuhan masalah yang tenagh dihadapi oleh masyarakat.
Melalui studi Pemetaan Sosial, perusahaan akan mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai lokasi yang hendak dijadikan sebagai objek pengembangan masyarakat. Dengan begitu maka perusahaan akan dapat melaksanakan program pengembangan masyarakatnya secara lebih tepat sasaran dan berdampak.
Isi Dokumen Social Mapping PROPER
Meskipun tidak ada patokan baku mengenai isi dari dokumen Social Mapping ini, namun dalam PROPER dokumen Pemetaan Sosial harus mencakup 9 substansi kriteria berikut ini:
1. Pemetaan Aktor (Stakeholder) dan Jaringan Hubungan Antar Aktor
Kriteria dokumen Social Mapping pertama adalah adanya pembahasan mengenai pemetaan aktor dan jaringan hubungan antar aktor. Pemetaan jaringan hubungan ini bertujuan untuk mengetahui dinamika interaksi sosial aktor-aktor yang mempunyai peran dan pengaruh dalam proses pembangunan dan pengembangan masyarakat wilayah yang menjadi sasaran program CSR Perusahaan. Jaringan hubungan antar aktor ini meliputi hubungan institusi dengan institusi, institusi dengan individu, maupun individu dengan individu.
Hubungan yang terjalin antar aktor dapat berupa hubungan positif (saling bekerja sama dan memiliki tujuan bersama), negatif (terdapat ketegangan, bertentangan, dan tidak memungkinkan mencapai tujuan bersama) dan positif-negatif (terdapat perbedaan pandangan, tetapi masih memungkinkan mencapai tujuan bersama).
2. Deskripsi Posisi dan Peranan Sosial Aktor dalam Masyarakat
Kriteria penilaian dokumen Social Mapping yang kedua adalah deskripsi mengenai posisi dan peran sosial aktor di kehidupan masyarakat. Posisi sosial merujuk pada sebuah kedudukan seorang aktor dalam sistem sosial, baik formal maupun non formal. Posisi sosial dalam masyarakat ini nantinya dapat menjadi indikator legitimasi dalam proses pengembangan dan pembangunan masyarakat. semakin tinggi posisi sosial seorang aktor, semakin tinggi pula legitimasi sosialnya.
Sementara peran sosial merujuk pada pencapaian yang telah dilakukan oleh seorang aktor berdasarkan posisi sosial yang dimilikinya dalam proses pengembangan dan pembangunan masyarakat. Artinya keterkaitan erat a antara peran dan posisi sosial sosial seorang aktor. Pada umumnya, semakin tinggi posisi sosial seorang aktor, semakin besar perannya di masyarakat. Hal ini lah yang harus dijelaskan dalam studi Social Mapping.
3. Analisis Derajat Kekuatan (Power) dan Kepentingan (Tnterest) Aktor
Kriteria penilaian ketiga adalah analisis mengenai derajat kekuatan dan kepentingan aktor. Derajat kekuatan merujuk pada kapasitas yang dimiliki seorang aktor dalam mempengaruhi orang lain atau khalayak umum, serta mendukung dan melaksanakan pengembangan masyarakat.
Derajat kekuatan diukur dari empat hal yaitu kepemilikan kapital, kepemilikan keterampilan pengembangan masyarakat, kepemilikan legitimasi sosial, dan kepemilikan jaringan. Empat indikator tersebut kemudian menjadi pisau analisis bagi setiap aktor guna menilai seberapa besar kekuatan yang mereka miliki untuk melakukan pengembangan masyarakat di wilayah sasaran.
Sementara kepentingan merujuk pada ketertarikan para aktor dalam mengupayakan pengembangan dan pembangunan masyarakat. Derajat kepentingan aktor dapat diukur dari empat hal yaitu memberikan bantuan tenaga, meluangkan waktu, memberikan bantuan kapital, dan memberikan bantuan pikiran. Empat hal tersebut menjadi pisau analisis untuk menentukan seberapa besar kepentingan seorang aktor dalam pemberdayaan masyarakat.
Selanjutnya, hasil analisis kekuatan dan kepentingan tersebut kemudian dituangkan ke dalam sebuah kuadran untuk memetakan setiap aktor berdasarkan kekuatan dan kepentingannya dalam pengembangan masyarakat. Ada empat klasifikasi aktor berdasarkan kuadran tersebut
a. High Power High Interes
Aktor ini memiliki kekuatan dan kepentingan yang tinggi dalam pengembangan masyarakat. Mereka harus dilibatkan sepenuhnya dan diyakinkan bahwa keberhasilan program pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan oleh perusahaan adalah atas dukungan mereka. Aktor dalam kuadran inilah yang akan menjadi stakeholder utama dalam program pengembangan masyarakat oleh perusahaan.
b. High Power, Low interes
Aktor ini memiliki kekuatan yang tinggi, namun kepentingannya lemah. Mereka bukan target utama dari program pengembangan masyarakat, namun potensial menjadi oposoasan. Treetment terbaik kepada aktor jenis ini adalah dengan memberikan mereka pengakuan dan informasi positif agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi kelangsungan program pengembangan masyarakat.
c. Low Power, Hight Interest.
Aktor ini memiliki kekuatan yang lemah, namun kepentingannya tinggi dalam program pengembangan masyarakat. Aktor jenis ini membutuhkan upaya dan strategi khusus agar mereka bisa terlibat dalam program pengembangan masyarakat dengan meyakinkan bahwa keterlibatan mereka sangat bermakna.
d. Low power-low interes
Aktor jenis ini memiliki kekuatan dan kepentingan yang lemah dalam program pengembangan masyarakat. Treatmentnya adalah dengan tetap berupaya melibatkan mereka, namun tidak ada strategi khusus.
4. Identifikasi Forum yang Menjadi Sarana yang Digunakan Masyarakat dalam membahas kepentingan
Kriteria penilaian keempat adalah identifikasi forum yang menjadi sarana masyarakat membahas kepentingan. Setiap masyarakat tentu memiliki berbagai bentuk forum komunikasi sebagai sarana dalam menyatukan gagasan, informasi dan perubahan yang diperlukan di dalam pembangunan masyarakat.
Identifikasi forum ini dilakukan dengan mencari tahu informasi mengenai nama forum, aktivitas apa saja dalam forum tersebut, anggota yang menghadiri, intensitas/waktu pertemuan, dan lokasi yang menjadi tempat dilaksanakannya forum-forum tersebut. Melakukan identifikasi terhadap forum-forum yang ada di masyarakat tentu menjadi sebuah hal yang penting. Sebab adanya forum-forum ini bisa menjadi modal sosial bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan masyarakat kelak.
5. Deskripsi Potensi Penghidupan Berkelanjutan
Kriteria penilaian selanjutnya adalah deskripsi mengenai potensi yang dimiliki masyarakat untuk penghidupan berkelanjutan. Potensi penghidupan berkelanjutan merujuk pada kekuatan yang dimiliki oleh internal masyarakat guna dijadikan sebagai modal untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Baca Juga: Mengenal Asset Based Community Development
Beberapa modal atau kekuatan yang menjadi potensi penghidupan berkelanjutan pada sebuah masyarakat di antaranya:
a. Modal Sumber Daya Manusia
Modal sumber daya manusia ini bisa berupa tingkat pendidikan masyarakat, pekerjaan atau mata pencaharian, pengetahuan/keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat, dan tingkat kesehatan masyarakat.
b. Modal Sumber Daya Alam
Modal sumber daya alam bisa berupa keberadaan lahan dan pemanfaatan, serta keberadaan sumber mata air dan pemanfaatannya.
b. Modal Keuangan
Modal keuangan bisa berupa aset masyarakat, dan keberadaan lembaga penyedia jasa keuangan seperti koperasi.
c. Modal Infrastruktur
Modal infrastruktur bisa berupa infrastruktur publik, infrastruktur keagamaan, infrastruktur keagamaan, infrastruktur ekonomi, infrastruktur kesehatan, infrastruktur olahraga dan kesenian, infrastruktur energi, serta infrastruktur media dan informasi.
d. Modal Sosial
Modal sosial ini bisa berupa jaringan sosial, kegiatan partisipatif, dan kegiatan adat istiadat,
6. Analisis Kebutuhan Masyarakat untuk Mendukung Penghidupan Berkelanjutan
Kriteria penilaian selanjutnya adalah Analisis kebutuhan masyarakat untuk mendukung penghidupan berkelanjutan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui potensi secara lebih detail setelah terkait modal yang dimiliki masyarakat.
Hasil dari analisis kebutuhan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi perusahaan dalam menyusun rekomendasi program pengembangan masyarakat yang sesuai dengan konteks masyarakat.
Analisis kebutuhan ini kemudian dikorelasikan dengan potensi yang ada antara lain potensi modal sosial, modal keuangan, modal sumber daya manusia, modal sumber daya alam dan modal fisik.
7. Deskripsi JenisāJenis Kerentanan (Vulnarability) dan Kelompok Rentan
Kriteria penilaian selanjutnya yang harus ada dalam studi Social Mapping adalah deskripsi jenisājenis kerentanan (vulnarability) dan kelompok rentan. Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat yang berada dalam keadaan atau kondisi yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi suatu ancaman. Kelompok rentan merupakan kelompok yang seharusnya diberikan pengembangan kapasitas agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Terdapat dua jenis kerentanan yaitu kerentanan akses dan kerentanan aset. Kerentanan akses merujuk pada kerentanan individu atau kelompok terhadap akses terhadap sumber daya, layanan, atau kesempatan tertentu. Ini terkait erat dengan isu-isu sosial dan ekonomi, dan sering kali berkaitan dengan ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
Sedangkan kerentanan aset mengacu pada sejauh mana aset fisik, ekonomi, atau sosial seseorang rentan terhadap risiko atau ancaman tertentu.
8. Deskripsi Masalah Sosial
Kriterian penilaian selanjutnya yang harus ada dalam studi Social Mapping adalah deskripsi mengenai masalah sosial. Dalam kriteria ini, perusahaan harus hati-hati untuk membedakan antara masalah sosial struktural dengan masalah sosial personal.
Masalah sosial struktural merujuk pada masalah yang timbul dari ketidakseimbangan atau ketidakadilan dalam struktur sosial suatu masyarakat. Masalah sosial jenis ini biasanya dialami oleh kalangan masyarakat luas seperti ketimpangan pendapatan, ketidaksetaraan gender, rasisme dan diskriminasi.
Sedangkan masalah sosial personal merujuk pada masalah-masalah yang dialami oleh individu dalam interaksi sosialnya di masyarakat. Contoh dari masalah sosial personal ini antara lain keterampilan sosial, isolasi sosial, stres, kecemasan, depresi, bullying, kekerasan dalam rumah tangga, dan ketergantungan.ā
9. Rekomendasi Program Pengembangan Masyarakat berdasarkan Social Mapping
Kriteria penilaian selanjutnya yang harus ada dalam studi Social Mapping adalah rekomendasi program pengembangan masyarakat. Rekomendasi ini dihasilkan dari analisis kebutuhan, potensi dan masalah yang ditemukan pada tahapan sebelumnya.
Program yang diusulkan utamanya didasarkan pada pemetaan sosial yang telah dilakukan. Adapun rekomendasi program disajikan dalam bentuk matriks yang dikelompokkan dalam beberapa bidang, misalnya bidang ekonomi, kesehatan, infrastruktur, sosial, dan lingkungan.
Penjabaran program diklasifikasikan berdasarkan bidang/jenis program, sasaran, permasalahan maupun potensi, program dan deskripsi kegiatan, serta tujuan dilaksanakannya program tersebut. Selanjutnya matriks rekomendasi program ini dikembangkan untuk mengetahui program prioritas. Penyusunan prioritas didasarkan pada beberapa parameter diantaranya urgensi sebuah permasalahan untuk ditangani, potensi sumber daya, serta dampak positif program.
Selain itu, dalam bagian ini juga terdapat matriks yang berisi analisis keterkaitan program yang menjadi rekomendasi dari pemetaan sosial ini terhadap indikator dan metadata Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini dilakukan, agar rekomendasi program kepada perusahaan dapat juga dilihat sebagai salah satu bentuk kontribusi Perusahaan terhadap upaya pemenuhan indikator SDGs.
Itulah 9 kriteria penilaian yang harus ada dalam Dokumen Social Mapping PROPER. Bagi yang masih bingung dengan cara penyusunan Dokumen Social Mapping yang baik agar mendapatkan nilai optimal, ataupun yang ingin perusahaannya mendapat PROPER peringkat tinggi, langsung saja kontak Olahkarsa. Karena Olahkarsa menyediakan layanan jasa konsultasi dan pendampingan terkait PROPER dan penyusunan Dokumen Hijau. Anda bisa menghubungi kami melalui Whattsapp di 08112130130 dan Email di contact@olahkarsa.com.
Referensi
PERMENLHK No. 1 Tahun 2021 Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER