Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Februari 2019, merilis bahwa saat ini Indonesia menghasilkan sedikitnya 64 juta ton timbunan sampah setiap tahunnya. Berdasarkan data tersebut, sekitar 60 persen sampah diangkut dan ditimbun ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), 10 persen sampah didaur ulang, sedangkan 30 persen lainnya tidak dikelola dan mencemari lingkungan.
Menurut Novrizal Tahar (Direktur Pengelolaan Sampah KLHK), upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu merubah mindset masyarakat yang awalnya membuang sampah menjadi memilah sampah. Sampah yang dipilah dapat dijadikan sumber daya baru yang dapat mendorong perekonomian.
Menurut survei Katadata Insight Center, sebanyak 50,8 persen responden di lima kota besar Indonesia (Jakarta, bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya) tidak memilah sampah. Dari 50,8 persen rumah tangga yang tidak memilah sampah, 79 persen di antaranya beralasan tidak ingin repot.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran mayarakat dalam memilah sampah adalah dengan membentuk bank sampah. Selain memilah sampah, bank sampah juga dapat membuat sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual serta membuat lingkungan lebih bersih.
Inovasi-inovasi yang dilakukan dalam mendaur ulang sampah juga dapat membantu menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan. Salah satu kelompok ibu-ibu yang berfokus dalam pendaur ulangan sampah yaitu Komunitas Ceka Craft yang berisikan ibu-ibu di Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Cerdas Memilah Sampah Keluarga atau Ceka Craft bermula dari sekelompok kader Posyandu yang peduli dengan lingkungan dan sampah yang ada di sekitar. Mereka menginisiasi bank sampah untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan di pemukiman yang padat penduduk.
Ceka Craft berfokus dalam daur ulang sampah kertas (koran) dengan dijadikan kerajinan tangan yang cantik dan menarik. Kaleng bekas yang tidak terpakai juga didaur ulang untuk dijadikan hiasan. Selain kertas dan kaleng, Ceka Craft juga mendaur ulang sampah kantong plastik menjadi tas lucu yang dapat digunakan sebagai tas belanja.
Awal tahun 2016, Ceka Craft melatih kader agar menjadi lebih inovatif dalam mendaur ulang sampah. Koran yang dijadikan sebagai bahan kerajinan diolah menggunakan teknik decoupage yaitu dengan cara menempel potongan-potongan kertas pada permukaan benda dengan media lem.
Ide yang kreatif ini membuat Ceka Craft pernah meraih juara 1 dalam perlombaan yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam kategori mengolah dan menghias dengan bahan baku kaleng pada tahun 2019 silam. Hal tersebut yang membuat kader-kader Ceka Craft terus berinovasi dalam mengkreasikan kerajinan berbahan dasar sampah.
Tak hanya perlombaan, Ceka Craft juga sering mengikuti pameran yang diselenggarakan di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung. Dengan mengikuti pameran tersebut, produk kerajinan Ceka Craft makin dikenal dan diminati oleh berbagai kalangan.
Kelompok Ceka Craft juga pernah bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat untuk melatih Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang ada di Kabubaten Bandung Barat. Dan juga pernah menjadi pelatih di salah satu sekolah di Kabupaten Bandung Barat.
Berawal dari sampah yang tidak memiliki nilai jual, para ibu-ibu peduli lingkungan di Desa Ciwaruga ini menyulap sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, Ceka Craft juga memberdayakan ibu-ibu di desa Ciwaruga serta ikut menjaga kelestarian lingkungan.