Creating Shared Value, Masa Depan Bisnis Berkelanjutan – Ketika ada dua pilihan bagi perusahaan, antara membeli bahan baku dari petani dengan harga yang lebih tinggi atau menciptakan suatu pemberdayaan untuk meningkatkan teknik bertani, mana yang sebaiknya dipilih?
Pilihan pertama sekilas memang menguntungkan bagi petani, karena hasil taninya dapat terjual dengan harga yang lebih tinggi dari pada biasanya. Namun, dampak yang terjadi hanya seputar peningkatan pendapatan yang bahkan bisa jadi hanya sementara.
Pada pilihan kedua, pemberdayaan yang dilakukan bisa saja seputar pemberian pupuk dengan kualitas baik, sosialisasi teknik penanaman yang lebih efisien, ataupun kontribusi lain yang berfokus pada pemberdayaan. Selanjutnya, hasil panen tersebut akan dibeli dan menjadi bahan baku produksi dari perusahaan.
Kondisi ini tentu tidak hanya menguntungkan dari segi pendapatan petani, namun juga kualitas hasil panen, serta peningkatan kemandirian. Ini juga bisa dikatakan sebagai investasi perusahaan dalam upaya mendapatkan hasil bahan baku yang berkualitas sekaligus memberikan manfaat bersama yang dinamakan dengan Creating Shared Value.
Konsep dan Latar Belakang Creating Shared Value (CSV)
Konsep Creating Shared Value (CSV) diperkenalkan oleh Michael E. Porter dan Mark R. Kramer pada tahun 2006. Konsep ini kemudian ditulis kembali dalam sebuat artikel Harvard Business Review – How to reinvent capitalism and unleash a wave of innovation and growth. Diuraikan bahwa CSV mampu berkontribusi pada nilai ekonomi dan sosial sehingga mampu menjawab kebutuhan dan tantangan yang ada di lapangan.
Creating Shared Value (CSV) diartikan sebagai suatu konsep dan perencanaan strategi bisnis perusahaan dengan memperhatikan masalah dan kebutuhan sosial (Porter dan Kramer, 2011). CSV bukan hanya tentang nilai personal ataupun membagikan nilai yang sudah diciptakan oleh perusahaan. Namun, CSV adalah tentang memperluas nilai ekonomi dan sosial antar aspek bisnis bagi perusahaan maupun masyarakat. Semakin luas nilai baik dan manfaat tersebar, maka semakin besar pula keuntungan strategis bagi perusahaan.
Perbedaan CSR dengan CSV
Program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagian besar berfokus pada reputasi perusahaan yang terkadang tidak memberikan dampak secara langsung terhadap bisnis. Hal ini membuat CSR terkadang tidak dapat memberikan efek yang jangka panjang.
Sedangkan, Creating Shared Value (CSV) merupakan usaha perusahaan secara proaktif untuk menciptakan nilai bersama pada ekonomi dan sosial. Proses dari CSV ini melibatkan pemanfaatan sumber daya dan keahlian sehingga berdampak pada profitabilitas dan kompetisi yang sehat pada perusahaan.
Kelebihan Penerapan Creating Shared Value (CSV)
Konsep CSV melibatkan stakeholder tidak hanya sebagai bentuk responsif tanggung jawab sosial, melainkan juga sebagai pihak yang ikut berperan penting dalam proses produksi hingga penyediaan bahan baku. Tentunya hal ini tidak hanya menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat, namun juga peluang bisnis baru bagi perusahaan.
Pemberdayaan yang dilakukan akan menuntun masyarakat sosial menuju kemandirian sehingga dampak yang diberikan akan bersifat jangka panjang. Selain itu, CSV juga akan mengarah pada efisiensi, diferensiasi, dan perluasan pasar karena sumber daya yang terlibat telah meningkatkan kualitasnya. Dengan penerapan CSV untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang, maka perusahaan akan mampu menjawab fokus utama yang selama ini menjadi permasalahan.
3 Cara Implementasi Creating Shared Value (CSV)
Creating Shared Value memerlukan cara yang nantinya menjadi kunci dari keberhasilan program sebagai berikut:
1. Reconceiving Product and Market
Penerapan CSV sebaiknya turut mempertimbangkan kebutuhan dan urgensi yang yang ada di dalam perusahaan maupun sosial. Ketika kegiatan CSV dijalankan dengan baik, maka akan membuka banyak kemungkinan baru terkait kebutuhan produk atau jasa dan tentunya akan menciptakan peluang untuk memperluas pasar.
2. Redefining Productivity in Value Chain
Konsep dari CSV adalah memberikan manfaat bersama terhadap berbagai aspek yang berkaitan, termasuk juga pada value chain. Berbagai inovasi dan pemikiran baru dari CSV akan menuntun produktifitas ke arah yang lebih efisien.
3. Enabling Local Cluster Development
Perusahaan tentunya tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada pihak lain yang mendukung, termasuk juga lingkungan sekitarnya. Kesejahteraan pihak yang ada di sekitar perusahaan akan berpengaruh terhadap bagaimana perusahaan ini berjalan. Maka, melalui CSV perusahaan diberi kesempatan untuk membangun ekosistem sekitar perusahaan agar lebih mendukung.
Contoh Implementasi Creating Shared Value Perusahaan, Nestlé Indonesia
Jika membahas tentang perusahaan mana yang berhasil menerapkan Creating Shared Value, maka Nestlé Indonesia bisa menjadi contoh yang tepat. Nestlé Indonesia bertumpu pada 3 tujuan utamanya dalam implementasi CSV yakni, mengembangkan komunitas, mendukung anak-anak, serta melestarikan planet untuk masa depan.
1. Olah Limbah Jadi Berkah, Membantu Memperbaiki Taraf Hidup 30 Juta Keluarga
Nestlé Indonesia turut memberikan kontribusi terhadap supplier susu perah yang menjadi pemasok utama dalam produknya seperti DANCOW, LACTOGROW, dan BEARBREAND. Nestlé Indonesia melalui tim Milk Procurement and Dairy Development (MPDD) berkontribusi terhadap pendampingan teknis, pendampingan finansial, hingga memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan kualitas susu segar serta produktivitas demi menciptakan benefit jangka panjang.
Produksi dan penerapan CSV oleh Nestlé Indonesia berlokasi di berbagai tempat di Jawa Timur. Kemitraan tersebut akan selalu diperluas demi mendorong praktik peternakan yang berkelanjutan. Karena selain pendampingan, juga ada kerjasama yang dilakukan dengan Yayasan Rumah Energi dalam pembangunan kubah biogas dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi yang dinamakan BIRU (Biogas Rumah). Biogas yang dihasilkan nantinya dapat digunakan sebagai keperluan untuk memasak ataupun penerangan.
2. Nestlé Healthy Kids, Membantu 50 Juta Anak Hidup Lebih Sehat
Nestlé Indonesia berperan dalam memperkenalkan gaya hidup sehat sejak dini. Komitmen yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran pada anak-anak serta orang tua tentang kebutuhan gizi seimbang, pentingnya melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan untuk selalu menjaga kebersihan diri. Melalui program Nestlé Healthy Kids, ada lebih dari 80.000 siswa di berbagai daerah Indonesia telah mengikuti program yang mendukung gaya hidup sehat sejak usia dini melalui sekolah yang menjadi mitra.
3. Upaya Mencapai Zero Environmental Impact dalam Operasi di Lingkungan Kerja
Masalah sampah yang belum terselesaikan membuat Nestlé Indonesia terus berupaya untuk menerapkan berbagai cara dalam mencapai zero environmental impact. Nestlé Indonesia mendorong perilaku ramah lingkungan seperti zero waste dalam kegiatan operasional lingkungan kerja dan sekitarnya. Selain itu juga melakukan inisiatif dalam penanaman pohon dengan melibatkan masyarakat setempat melalui berbagai program kegiatan.
Implementasi Creating Shared Value yang dilakukan oleh Nestlé Indonesia berhasil mendapatkan apresiasi dalam penghargaan Indonesia’s Most Powerful Corporate Social Initiative tahun 2018 oleh Majalah MIX Marcomm. Kemudian pada tahun 2019 Nestlé Indonesia juga berhasil mendapatkan CECT Sustainability Awards yang diselenggarakan oleh Center for Entrepreneurship Change and Third Sector.
Bagaimana, apakah perusahaan anda sudah melakukan upaya Creating Shared Value?
References
Porter, M. E., & Kramer, M. R. (2011). Creating Shared Value: How to Reinvent Capitalism and Unleash a Wave of Innovation and Growth. Managing Sustainable Business.
Nestle Indonesia, Mengenal Lebih Dekat Creating Shared Value