Mengapa ESG menggantikan CSR? Apa artinya bagi bisnis perusahaan kita?
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) mungkin menjadi istilah yang akrab bagi perusahaan yang menerapkan Sustainability. Lalu, bagaimana dengan istilah ESG? ESG sendiri adalah singkatan dari Environment (Lingkungan), Social (Sosial), dan Government (Tata Kelola). ESG dipandang sebagai inti dari cara bisnis yang bertanggung jawab saat sedang beroperasi. Itulah sebabnya banyak perusahaan besar mulai merangkul ESG dalam mendukung CSR. Apa alasannya?
CSR sebagai cikal bakal ESG
Baru-baru ini, kami memetakan perkembangan keberlanjutan sebagai masalah bisnis ke dalam konsep kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang lebih luas. Pertumbuhan ESG berawal dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang menandai titik awal bagi bisnis yang mengambil kepemilikan atas dampaknya terhadap masyarakat.
Peran bisnis dalam masyarakat telah dibahas dan diperluas selama lebih dari 50 tahun sejak esai Milton Friedman tahun 1970, ‘Tanggung jawab sosial bisnis untuk meningkatkan keuntungan’. Sejak itu, dalam dua tahun terakhir, telah terjadi pergeseran menuju pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana keputusan perusahaan memengaruhi semua kelompok pemangku kepentingan – bukan hanya pemegang saham. Pergeseran filosofis ini memuncak dalam pernyataan Business Roundtable pada tahun 2019, di mana 181 CEO berkomitmen untuk memimpin perusahaan mereka demi kepentingan karyawan, pemasok, pelanggan, komunitas, dan pemegang saham.
Dalam setengah abad, CSR lahir dan tumbuh. CSR adalah sebuah solusi untuk praktik bisnis yang berkelanjutan dan sadar sosial. Sebagai bentuk kewarganegaraan yang baik, perusahaan beroperasi dengan cara positif dan berdampak baik bagi masyarakat luas, karyawan, konsumen, atau lingkungan.
Perbedaan antara CSR dan ESG
Tanpa CSR, tidak akan ada ESG. CSR bertujuan untuk membuat bisnis akuntabel, sedangkan ESG membuat upaya CSR terukur. Dengan kegiatan CSR yang sangat bervariasi, metrik tidak sepenuhnya terukur. Adanya ESG ini, di sisi lain, dapat mengukur kekurangan metrik dari upaya CSR supaya lebih akurat.
Munculnya investasi menyebabkan permintaan untuk memberikan peringkat kepada perusahaan berdasarkan kinerja ESG mereka. Skor maupun peringkat ESG telah dikembangkan, serta target ditetapkan dan dilaporkan. Perusahaan lebih baik menyematkan ESG ke dalam strategis bisnis utama untuk mengoptimalkan upaya CSR. Kekuatan ESG terletak pada integrasinya ke dalam bisnis dan berorientasi pada tujuan yang selaras dengan prioritas perusahaan.
Mengapa ESG menggantikan CSR?
Pada tahun 2019, Global Reporting Initiative mengungkapkan bahwa 93% perusahaan terbesar di dunia melaporkan kenaikan pendapatan mereka setelah menerapkan strategi ESG. Perusahaan tersebut percaya bahwa betapa pentingnya ESG dalam bisnis mereka. Semakin fokus para pemegang saham pada isu-isu ESG sebagai sarana untuk menstabilkan kinerja keuangan jangka panjang, perusahaan harus paham tentang struktur ESG untuk meraih investasi yang bagus.
Sebuah laporan tahun 2018 oleh Allianz menunjukkan bahwa 79% orang Amerika mendukung gagasan berinvestasi di perusahaan yang peduli dengan masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola; 74% mengatakan bahwa investasi ESG berdampak baik pada perusahaan secara finansial; dan 69% berdampak positif pada masalah tata kelola seperti gaji eksekutif.
Seperti yang dikatakan oleh Business Roundtable dalam pernyataan penting, kapitalisme pemangku kepentingan, di mana kebutuhan semua kelompok pemangku kepentingan dipertimbangkan dan dipromosikan. Semakin dalam ide dan filosofi kapitalisme pemangku kepentingan, semakin besar kebutuhan kriteria ESG untuk menjadi inti dari semua strategi bisnis.
Mantan pemimpin Unilever, Paul Polman – yang dipuji karena telah merubah kapitalisme. Paul Polman juga berpendapat bahwa CSR saja tidak lagi cukup di era baru bisnis saat ini yang memprioritaskan tujuan. Berikut ini adalah 4 alasan mengapa ESG menggantikan CSR:
1. Perbedaannya adalah metrik
CSR merupakan upaya perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi karyawan, konsumen, lingkungan dan masyarakat luas. Sedangkan ESG mengukur upaya CSR untuk sampai pada penilaian metrik yang lebih akurat atas kegiatan yang dilakukan perusahaan. Secara spesifik, ESG menilai bagaimana bisnis:
1. Menanggapi perubahan iklim
2. Attitude dan treatment karyawan
3. Membangun kepercayaan dan dorong inovasi
4. Mengelola rantai pasokan mereka
Alih-alih menghasilkan retorika yang terdengar mengesankan, ESG menuntut metrik dan kuantitatif. ESG memprioritaskan metrik seperti program lingkungan yang menunjukkan kilowatt energi yang dihemat atau berapa ton emisi karbon yang dihindari – dengan target untuk kemajuan lingkungan yang lebih baik dari tahun ke tahun.
2. Investasi
Kegiatan ESG sekarang dipandang penting untuk memahami tujuan perusahaan, strategi dan kualitas manajemen perusahaan. Secara khusus, ESG digunakan sebagai penilaian utama bagi investor. Seperempat dari dana investasi dunia yang dikelola secara profesional sekarang hanya berinvestasi di perusahaan yang menunjukkan kredensial ESG yang solid. Alih-alih menjadikan ESG sebagai ‘tambahan’ untuk kegiatan bisnis, banyak yang percaya bahwa penting untuk benar-benar menanamkan ESG di jantung perusahaan.
3. Mempersiapkan masa depan
Menurut Nigel Topping, kepala koalisi We Mean Business, dari 889 perusahaan dengan kapitalisasi pasar $17,6 triliun: “Jika tantangan ini diterapkan semata-mata untuk alasan kepatuhan, perusahaan tidak diintegrasikan. Jika bisnis tidak memasukkannya ke dalam keputusan keuangan dan perencanaan jangka panjang, maka perusahaan tidak dianggap serius. Hal tersebut dapat membuat bisnis kurang siap untuk menjangkau masa depan yang lebih baik.”
4. Standar untuk perbaikan sustainability
Untuk menetapkan target dan mendorong efisiensi, serta penghematan lebih lanjut, mengadopsi sistem seperti ISO 50001 bisa sangat bermanfaat. ISO 50001 dianggap sebagai standar emas untuk manajemen energi. Selain itu, ISO 50001 menyediakan kerangka kerja untuk menerapkan efisiensi yang lebih besar melalui proses peningkatan berkelanjutan. Tidak hanya dapat membebaskan kita dari kepatuhan, tetapi juga menyediakan data yang sangat baik untuk tujuan pelaporan ESG. Jika perusahaan kita saat ini mematuhi ESG di semua bidang, perusahaan kita bisa mencapai sustainability yang terkelola dengan baik dan sukses.
Baca juga:
Triple Bottom Line: Sejarah, Definisi, dan Susbtansinya
Monitoring Program CSR lebih Efektif dengan SR APP modul CSR Monev (MNE-1001)
Tipe-tipe Desa Sesuai SDGs Desa, Ternyata Begini Pengelompokannya
Itulah 4 alasan mengapa ESG menggantikan CSR sebagai metrik Sustainability bisnis perusahaan yang lebih jelas dan terukur
Bagi kita yang ingin membuat program CSR sebagai strategi bisnis jangka panjang dan ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan informasi tentang CSR, langsung saja menuju Olahkarsa. Karena di Olahkarsa tersedia berbagai produk yang menarik untuk solusi manajemen CSR kita semua sekaligus tersedia kelas pelatihan bagi praktisi CSR yaitu CSR School. Jadi ayo segera upgrade bisnis CSR kita sekarang juga.