Program Penilaian Peringkat Perusahaan (PROPER) merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang ditujukan untuk mewujudkan ketaatan lingkungan (environmental compliance) dan keunggulan lingkungan (environmental excellent). Dalam rangka menyambut ajang PROPER 2021, Olahkarsa menghadirkan Webinar Series Ready For PROPER 2021 dengan narasumber yang pastinya berkompeten dibidangnya. Series pertama dilaksanakan pada 29 Mei 2021 yang dihadiri sekitar 90 partisipan dengan mengusung tema “Urgensi PROPER dalam Bisnis yang Berkelanjutan”.
Tiga narasumber pada webinar kali ini datang dari Ketua Dewan Pertimbangan KLHK yaitu Prof. Sudharto P. Hadi, Prof. Musta’in Mashud selaku Ketua Lembaga Ilmu Sosial, Humaniora, dan Bisnis Universitas Airlangga, dan Arya Dwi Paramita selaku VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero).
Bisnis yang berkelanjutan merupakan bisnis yang mampu memadukan aspek profit, planet, dan people. Ketiga aspek tersebut juga menjadi prinsip yang dimiliki CSR. Keberadaan korporasi tidak terlepas dari interaksi dengan masyarakat, hal inilah yang mendasari mengapa CSR penting untuk dilakukan. Besaran dana CSR tergantung pada perusahaan sesuai dengan kualifikasi jenis kegiatan CSR, apakah charity, infrastruktur, capacity building, ataupun empowerment. PROPER memutuskan bahwa persentase minimal antara dana CSR dengan laba bersih sebesar 1%.
Penilaian PROPER dilakukan dengan memperhatikan berbagai kriteria yang memiliki 5 tingkatan yaitu hitam, merah, biru, hijau, dan emas. Pada kelompok hitam, merah, dan biru, penilaian dilakukan dengan menilai sejauh mana perusahaan mampu mengelola dampak terhadap lingkungan seperti pengendalian pencemaran udara dan air, pengelolaan limbah dan sampah, hingga potensi kerusakan lahan. Pada perusahaan yang telah mencapai peringkat biru sebanyak 3x dan masuk dalam 25% terbaik di klusternya akan dapat masuk pada area beyond compliance untuk kemudian meraih peringkat hijau dan emas. Peringkat hijau dan emas berhasil diduduki oleh perusahaan yang telah menaruh perhatian pada aspek pengembangan masyarakat dan tanggap kebencanaan. Perusahaan yang telah meraih peringkat emas ialah mereka yang memiliki kesadaran bahwa mengelola lingkungan dan sosial merupakan kebutuhan.
Pada 2021, penilaian juga akan didasarkan pada Life Cycle Assessment (LCA), inovasi sosial, serta tanggap kebencanaan. LCA adalah analisis daur hidup produk yang bersifat ramah lingkungan yang mana perusahaan telah menerapkan circular economy (make, use, recycle). Sedangkan inovasi sosial merupakan pengembangan dari LCA yang ditambahkan dengan upaya peningkatan kapasitas sosial yang efektivitasnya akan diukur dengan Social Return on Investment (SROI).
Konsep CSR yang kini mulai beralih menjadi CSV (Creating Shared Value) yang mana penciptaan nilai dunia usaha dengan nilai di masyarakat dilakukan bersamaan. Konsep ini sudah mulai diterapkan salah satunya oleh PT Pertamina melalui program Pertamax Otopreneur. Program tersebut memiliki fokus pada pendirian bengkel, penyediaan sarana prasarana, sparepart, dan pelumas pertamina. PT Pertamina sendiri pada tahun 2020 berhasil mengantongi 16 PROPER Emas dengan program unggulan yang terbagi menjadi Pertamina Berdikari, Sehati, Hijau, dan Cerdas.