Energi merupakan sebuah hal penting dalam kehidupan manusia. Berkat energi, manusia bisa menjalankan berbagai aktivitasnya sepeti bepergian menggunakan kendaraan, menggunakan alat-alat elektronik, dan menjalankan aktivitas industri.
Namun tahukan kamu bahwa saat ini energi yang kita gunakan sebagian besar dihasilkan dari sumber energi energi fosil yang menghasilkan emisi karbon pemicu pemanasan global dan krisis iklim. Selain itu, penggunaan bahan bahan bakar fosil sebagai sumber energi ternyata juga tidak bisa menjamin keberlanjutan hidup manusia. Energi yang bersumber dari bahan bakar fosil sifatnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui, artinya suatu saat nanti pasti akan habis.
Hal ini mengharuskan manusia untuk menciptakan sumber energi baru yang sifatnya tidak terbatas , yang kemudian disebut dengan energi baru terbarukan (EBT).
Ternyata Energi Baru Belum Tentu Terbarukan
Menurut pasal 1 RUU Energi Baru Terbarukan, energi baru adalah semua jenis energi yang berasal atau dihasilkan dari teknologi baru pegolahan sumber energi tidak terbarukan dan sumber energi terbarukan. Sedangkan energi terbarukan adalah energi yang berasal atau dihasilkan hanya dari sumber energi terbarukan.
Berdasarkan pengertian tersebut, kamu harus memahami bahwa antara energi baru dan energi terbarukan adalah dua kata yang berbeda. Energi baru hanya merujuk pada energi yang sebelumnya belum pernah ada dan dihasilkan oleh teknologi baru. Sedangkan energi terbarukan adalah jenis energi yang sudah ada sejak dulu namun belum termanfaarkan secara maksimal serta sumbernya tidak terbatas alias tidak akan pernah habis. Artinya suatu energi baru bisa saja energi yang terbarukan, namun bisa juga tidak terbarukan.
Baca Juga: Peluang Perusahaan Perusahaan Energi Untuk Low-Carbon Future
Contoh energi baru namun tidak terbarukan adalah gasifikasi batu bara yang diproduksi di Tanjung Enim. Batu Bara akan digerus dan diproses sedemikian rupa hingga menjadi gas. Meskipun gasifikasi batu bara adalah jenis sumber energi batu yang menjadikannya lebih efisien, namun energi ini tidak terbarukan sebab batu bara sebagai bahan baku pembuatnya tidak terbarukan, artinya suatu saat nanti pasti akan habis.
Sementara contoh sumber energi batu dan terbarukan adalah angin, air, matahari, ombak, dan panas bumi. Sumber-sumber energi tersebut sifatnya baru karena belum termanfaat kan secara maksimal. Juga bersifat terbarukan sebab ia tidak akan pernah habis karena akan segera diperbaharui oleh siklus alam.
Dari pemaparan di atas maka salah satu upaya mencapai pembangunan berkelanjutan adalah dengan benar-benar menciptakan energi baru dan terbarukan (EBT). Tidak cukup hanya dengan energi dan teknologi baru, namun harus bersumber dari energi terbarukan yang tidak akan pernah habis di alam.
Keuntungan Energi Baru Terbarukan
Penggunaan EBT memiliki banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:
1. Tersedia melimpah di alam
Sumber EBT seperti cahaya matahari, air, angin, panas bumi, dan gelombang laut sangat melimpah di alam. Bahkan sumber energi ini tidak akan pernah habis sebab akan terus diperbaharui oleh siklus alam.
2. Gratis
Siapapun yang ingin memanfaatkan EBT tidak perlu membayar untuk mendapatkan Sumber EBT tersebut alias gratis. adapun biaya dan investasi hanya dilakukan di awal untuk mempersiapkan peralatan teknologi pengolahan sumber energi tersebut
4. Perawatan yang mudah
Perawatan peralatan pengolah energi terbarukan seperti kincir angin dan panel surya sangat mudah dibandingkan dengan energi yang tak terbarukan. misal untuk perawatan panel surya pemilik hanya cukup membersihkan permukaannya secara rutin.
5. Bebas fluktuasi harga
karena tersedia melimpah di alam dan tidak diperjualbelikan, sumber energi terbarukan tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga layaknya sumber energi fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas bumi.
Energi Baru Terbarukan dalam PROPER
Dalam PROPER, penggunaan EBT dan pemakaian bahan bakar ramah lingkungan dalam proses operasi perusahaan menjadi penilaian penilaian penting. Kriteria penilaian ini ditujukan sebagai upaya penurunan emisi tepatnya pada kriteria rasio penggunaan EBT. Bahkan aspek penilaian EBT ini memiliki bobot yang cukup besar dengan nilai maksimal 10.
Baca Juga: Kenali Efisiensi Energi dalam PROPER
Di samping untuk memenuhi persyaratan PROPER, tentu yang terpenting tentu kesadaran akan pentingnya penggunaan EBT dalam operasi perusahaan. Sebab penggunaan EBT hakikatnya adalah untuk mengurasi beban lingkungan akan emisi karbon, dan juga sebagai upaya untuk menciptakan bisnis berkelanjutan sebab EBT adalah energi yang tidak akan pernah habis. Berbeda dengan energi yang tidak terbarukan yang suatu saat pasti akan habis.
Contoh Perusahaan yang Mulai Menerapkan EBT
Salah satu perusahaan yang mulai menerapkan EBTdalam proses bisnisnya adalah PT Tirta Investama (Danone AQUA) Jawa Tengah. Perusahaan ini telah membangun pembangkit listrik tenaga surya di atap pabriknya dengan kapasitas 2.919 kilowatt peak (kWp). PLTS tersebut dapat menghasilkan listrik sebesar 4 gigawatt hour (GWh) per tahun. Apabila dikalkulasikan, pembangunan PLTS ini dapat mengurangi 3.340 ton emisi karbon per tahun. Presiden Direktur PT Tirta Investama (Danone-Aqua) bahkan berkomitmen untuk menggunakan EBT hingga 100 persen pada 2030 pada operasional perusahaan Danone di seluruh dunia.
Kesimpulan
Energi baru terbarukan telah menunjukkan potensi besar dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih, lebih hijau, dan lebih berkelanjutan. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, perlu adanya dukungan berbagai stakeholder yakni pemerintah, dunia bisnis, dan masyarakat secara keseluruhan. Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi EBT serta kebijakan-kebijakan yang mendorong penggunaan energi baru terbarukan menjadi hal yang penting dalam menghadapi tantangan energi dan lingkungan global.
Bagi yang masih bingung dengan pengelolaan energi PROPER, langsung kontak saja kami di Olahkarsa. Karena Olahkarsa menyediakan layanan jasa konsultasi dan pendampingan terkait PROPER!