Penting bagi Anda untuk mengetahui beberapa model social enterprise di Indonesia. Mengapa? Karena secara konseptual dan praktik terjadi berbagai variasi dari social enterprise yang ditelisik dari beberapa aspek fundamentalnya.
Nah, kira-kira apa saja model social enterprise di Indonesia? Cari tahu di bawah ini.
Menangkap Esensi dari Social Enterprise
Social enterprise atau yang sering juga disebut sebagai kewirausahaan sosial memiliki beberapa perspektif mengenai definisi dan penjelasannya. Namun esensinya, kewirausahaan sosial adalah kegiatan ekonomi yang bekerja sama dengan orang atau organisasi lain dengan menciptakan nilai sosial yang bermanfaat bagi lingkungan sosial dan lingkungan.
Inovasi sosial menjadi salah satu kunci dalam mengejawantahkan kewirausahaan sosial yang baik dan bermanfaat secara masif bagi sosial dan lingkungan. Mengapa? Sebab kemampuan dalam melihat peluang dari muara permasalahan yang ada merupakan kunci dalam menjalankan kegiatan usaha.
Untuk merumuskan kewirausahaan sosial yang akomodatif, maka perlu untuk melakukan riset yang mendalam mengenai beberapa berbagai problematika sosial di tengah masyarakat. Sehingga nantinya kewirausahaan sosial dapat memformulasikan suatu peluang bisnis yang dapat menyelesaikan beberapa persoalan yang fundamental.
Sebuah kewirausahaan sosial berdiri untuk menuju pada visi keberlanjutan dalam memenuhi esensi fundamental dari dibentuknya social enterprise. Oleh karena itu, kewirausahaan sosial harus diimplementasikan secara konstan dan sustainable untuk dapat menyelaraskan antara sosial, finansial, dan kelembagaan.
Model Social Enterprise di Indonesia, Apa Saja?
Dalam artikel ilmiah berjudul Supporting Organization Mission Through Social Entrepreneurship: General Trend on Indonesian Social Entrepreneurship, diketahui ada tiga model kewirausahaan sosial. Bagaimana penjelasannya?
1. Kewirausahaan Sosial untuk Kelompok Sasaran
Pertama, ada model kewirausahaan sosial yang sering ditemukan pada berbagai institusi. Karena, model dari kewirausahaan sosial ini didirikan dengan visi utama membantu masyarakat. Yap, jadi kewirausahaan sosial harus melakukan riset terlebih dahulu mengenai problematika sosial di tengah masyarakat sasaran. Sehingga nanti dielaborasikan dalam konteks produk usaha yang relevan dengan masyarakat.
2. Kewirausahaan Sosial yang Bersinergi dengan Kelompok Sasaran
Kedua, ada model kewirausahaan sosial yang bekerja sama dengan kelompok sasaran. Jika model pertama masyarakat sasaran hanya sebagai objek, maka dalam model ini masyarakat sasaran menjadi subjek sekaligus objek dari kewirausahaan sosial.
Model kewirausahaan sosial ini sifatnya bersinergi bersama kelompok sasaran dalam konteks merumuskan produk bisnis yang relevan dengan masyarakat. Oleh karena itu, ada simbiosis mutualisme antara kewirausahaan sosial dan masyarakat sasaran yang saling menguntungkan.
3. Kewirausahaan Sosial yang Tumbuh dari Kelompok Sasaran
Ketiga, ada model kewirausahaan sosial yang tumbuh dari kelompok sasaran. Biasanya, hal ini muncul dari keresahan masyarakat akan munculnya berbagai permasalahan sosial di lingkungannya. Sehingga hal ini memantik dirinya untuk menggagas suatu model social enterprise yang dapat menyelesaikan permasalahan sosial di lingkungannya.
Apa Saja Contoh Social Enterprise di Indonesia?
Pada akhirnya, tiga model social enterprise ini banyak Anda temukan di beberapa wilayah di Indonesia. Seperti, Nazava Water Filters (energi dan lingkungan), Sirtanio Organik Indonesia (pertanian), Sukha Citta (mode dan ritel), Waste4Change (energi dan lingkungan), Kendal Agro Atsiri (pertanian), Mendekor (mode dan ritel), dan GandengTangan (layanan keuangan).
Baca artikel dari Olahkarsa mengenai CSR, PROPER, GRI, SDGs, Community Development, Conflict Resolution, dan lain-lain di sini.