Salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan adalah risiko yang terkait dengan reputasi di hadapan masyarakat dan stakeholder lokal. Reputasi sosial atau Social License To Operate (SLO) adalah sebuah konsep yang mengacu pada penerimaan, persetujuan, dan dukungan dari masyarakat setempat, pemangku kepentingan, dan publik yang lebih luas kepada sebuah perusahaan atau organisasi untuk menjalankan operasinya atau menjalankan proyek atau inisiatif tertentu.
Seperti yang kita tahu, sebuah perusahaan tidak hanya diharuskan untuk mematuhi persyaratan hukum dan peraturan formal, tetapi juga harus selaras dengan nilai-nilai, harapan, dan kepedulian masyarakat dan pemangku kepentingan yang terkena dampak dari kegiatannya. Yang dalam hal ini disebut dengan Social License atau lisensi/izin sosial.
Apabila lisensi sosial yang dimiliki oleh sebuah perusahaan rendah bahkan tidak memiliki “izin sosial” sama sekali, masyarakat lokal dan pemangku kepentingan dapat mengajukan keberatan, protes, atau mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan. Hal ini tentu dapat menyebabkan kerusakan reputasi, gangguan operasional, atau bahkan pembatalan proyek dan pencabutan izin operasi.
Oleh karena itu, mengamankan dan mempertahankan Social License dalam operasi bisnis sangat penting untuk mendukung keberlanjutan jangka panjang dan keberhasilan organisasi. Terutama bagi industri dengan jejak sosial atau lingkungan yang signifikan.
Langkah awal untuk memastikan Social License adalah dengan mengukur sejauh mana tingkat Social License tersebut pada perusahaan. Hal ini penting dilakukan sebagai dasar dalam melakukan berbagai pendekatan guna menjaga Social License itu sendiri. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana izin sosial atau social license adalah Social License Index (SLI). Apa ada bagaimana SLI ini dilakukan? Berikut penjelasannya.
Mengenal Social License Index
Social Licensi Index (SLI) adalah sebuah desain penelitian yang dapat menggambarkan tingkat persepsi para pihak baik pemerintah, NGOs, masyarakat dan entitas bisnis lainnya terhadap keberadaan aktivitas industri di wilayahnya. Hasil dari SLI sangat bermanfaat bagi industri untuk menentukan strategiĀ stakeholder engagementĀ yang tepat di dalam dinamika sosial, ekonomi, politik dan lingkungan yang kompleks.
Baca Juga: Begini Cara Menyusun Stakeholder Engagement PROPER
Meskipun kajian SLI bertumpu pada persepsi, namun bukan berarti kajian ini tidak memiliki parameter. Sebagai sebuah metode ilmiah, tingkat lisensi sosial bisa diukur dan diungkapkan kedalam nilai dan angka. Selain itu, untuk melihat sejauh mana lisensi sosial, digunakan beberapa parameter berupa sejumlah variabel yaitu economic legitimacy, socio-political legitimacy, interactional trust, institutional trust.
Variabel Social License Index
Beriku adalah variabel dalam Social License Index:
1. Economic Legitimasi
Variabel pertama yaitu Economic legitimacy merupakan faktor paling mendasar dari SLI. Economic legitimacy mengukur dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung dari beroperasi nya sebuah industri. Dalam hal ini, jika perusahaan tidak mampu mewujudkan manfaat ekonomi dari aktivitas bisnis kepada stakeholder-nya, persepsi mereka akan sangat rendah dan dapat berujung pada sikap penolakan terhadap keberadaan perusahaan.
2. Socio Political Legitimacy
Variabel kedua yaitu Socio-political legitimacy merupakan variabel yang fokus perhatiannya pada keterkaitan antara proses bisnis dengan kondisi kesejahteraan masyarakat yang hidup dan menetap di wilayah operasional perusahaan.
Hipotesis minor yang dibangun pada variabel ini berangkat dari kondisi di mana masyarakat lokal dan stakeholder lainnya mempersepsikan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan dalam cakupan wilayah operasional, memenuhi ekspektasi dan menghormati nilai dan norma sosial yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan mereka. Jika legitimasi sosial politik rendah, penerimaan masyarakat lokal dan stakeholder lainnya atas kehadiran atau keberadaan suatu perusahaan akan rendah pula.
3. Interactional trust
Variabel ketiga yaitu Interactional trust yakni variabel tanggapan suatu perusahaan untuk memberikan respon dan membangun hubungan bersama dengan masyarakat lokal dan stakeholder lainnya. Variabel ini menekankan pada pola interaksi yang terbangun antara perusahaan dengan entitas yang berada di luar lingkungan industri.
4. Institusional trust
Variabel keempat yaitu Institusional trust berfungsi untuk mengukur persepsi stakeholder tentang praktik tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dan berdampak langsung terhadap kepentingan stakeholder di luar lingkaran bisnis. Kepentingan yang didasarkan pada basis rasionalitas antar aktor pada umumnya melahirkan dua tujuan yang berbeda. Pada titik inilah variabel terakhir menjadi penting.
Level Lisensi Sosial
Proses Social License akan menghasilkan justifikasi mengenai level sosial Lisensi sosial sebuah perusahaan. Level lisensi sosial ini dapat dilihat dari beberapa level yang tersusun secara hierarki. Tingkatan lisensi sosial terdiri dari withdrawal, acceptance, approval, psychological identification.
1. Withdrawl
Level pertama adalah Withdrawl. Merupakan level yang paling rendah dari hierarki lisensi sosial. Pada level withdrawl masyarakat menolak aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan sehingga keberlangsungan bisnis dapat terhenti.
2. Acceptance
Level kedua adalah Acceptance. Level ini menekankan dukungan komunitas terhadap aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan akan muncul apabila perusahaan terebut dapat berhasil memberikan informasi terkait bisnisnya, mendengarkan kebutuhan komunitas, dan menghormati norma lokal.
3. Approval
Level kedua adalah Approval. Yaitu pada titik di mana perusahaan akan mampu mengamankan sumber daya dan aktivitas bisnisnya, jika perusahaan sudah berhasil menindaklanjuti dan mewujudkan perhatian komunitas.
4. Psychological identification
Level keempat adalah Psychological identification. Level ini menjelaskan bahwa realisasi janji kepada komunitas tidak cupu untuk membangun relasi yang harmonis. Tingkatan ini dapat diperoleh pada saat perusahaan mampu menginisiasikan kegiatan-kegiatan kepada stakeholder seperti pelatihan kepada Non-Govermental Organisation dan pegawai pemerintah. Selain itu, komunitas benar-benar sudah menganggap aktivitas bisnis tidak hanya demi kepentingan perusahaan melainkan untuk kepentingan mereka juga.
Penutup
Sebagai upaya mitigasi risiko dalam hal ini, setiap perusahaan perlu menegaskan komitmennya dalam memelihara hubungan baik dengan masyarakat dan stakeholder lokal. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun kepercayaan, menunjukkan rasa hormat dan memenuhi ekspektasi komunitas lokal, masyarakat umum dan kelompok kepentingan lainnya. Komitmen ini memiliki dampak langsung terhadap citra perusahaan dan memainkan peran penting dalam menjaga izin operasional mereka.
Yuk bangun hubungan baik dengan masyarakat lokal dan stakeholder.
Bagi yang ingin tahu tingkat sejauh mana tingkat Lisensi Sosial dari perusahaanmu, langsung saja kontakĀ Olahkarsa. Karena Olahkarsa menyediakan layanan jasa konsultasi dan pendampingan terkait studi Social License Index (SLI). Kami pun menyediakan berbagai layanan dan produk terkait dengan Manajemen CSR.
Klik untuk melihat berbagai layanan kami
Atau Anda bisa menghubungi kami melalui Whattsapp di 08112130130 dan Email di contact@olahkarsa.com.
Referensi
Boutilier, R. (2017). A Measure of The Social License to Operate for Infrastructure and Extra Projects 1 Defining The Social License Construct. https://www.thersa.org/discover/publications-and-articles/