Sustainable Livelihood Framework (SLF) adalah kerangka untuk memahami penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan. SLF berfokus pada pendapatan, kapasitas, aset, dan strategi hidup masyarakat.
Kerangka ini memetakan lima jenis modal atau aset utama dalam penghidupan berkelanjutan masyarakat. Aset tersebut meliputi modal manusia, sosial, alam, fisik, dan finansial dalam kehidupan sehari-hari komunitas.
SLF juga mempertimbangkan konteks kerentanan, kebijakan, lembaga, dan struktur yang mempengaruhi strategi penghidupan. Dengan kerangka Sustainable Livelihood Framework, praktisi bisa melihat keterkaitan antara intervensi program dan perubahan nyata di tingkat rumah tangga.
Baca juga: ESG Consulting Kunci Masa Depan Bisnis Berkelanjutan
Komponen Utama Sustainable Livelihood Framework
1. Modal manusia (human capital)
Modal manusia mencakup pengetahuan, keterampilan, pendidikan, kesehatan, dan kapasitas kepemimpinan masyarakat. Peningkatan modal manusia memperkuat kemampuan masyarakat mengelola risiko dan memanfaatkan peluang ekonomi baru.
2. Modal sosial (social capital)
Social capital atau modal sosial mencakup jaringan, kepercayaan, kelompok komunitas, koperasi, dan kelembagaan lokal lainnya. Modal sosial yang kuat memudahkan kolaborasi, distribusi informasi, dan keberlanjutan program inovasi sosial.
3. Modal alam (natural capital)
Modal alam mencakup tanah, air, hutan, perikanan, serta kualitas ekosistem yang mendukung mata pencaharian. Kerusakan modal alam akan langsung mempengaruhi ketahanan ekonomi dan sosial komunitas sekitar operasi.
Baca juga: Mengapa Sustainability Initiative Menjadi Prioritas Perusahaan?
4. Modal fisik (physical capital)
Modal fisik meliputi infrastruktur produksi, transportasi, fasilitas air bersih, energi, serta sarana pendukung aktivitas ekonomi. Akses modal fisik yang memadai mempercepat adopsi teknologi dan efisiensi usaha masyarakat.
5. Modal finansial (financial capital)
Modal finansial mencakup pendapatan, tabungan, akses kredit, asuransi, dan skema pembiayaan lainnya. Penguatan modal finansial membantu masyarakat keluar dari kerentanan dan mengurangi ketergantungan pada bantuan jangka pendek.
Mengapa Sustainable Livelihood Framework Relevan untuk Inovasi Sosial Perusahaan?
Sustainable Livelihood Framework membantu perusahaan berpindah dari pendekatan charity menuju pemberdayaan yang sistematis dan berbasis bukti. Program inovasi sosial menjadi lebih terarah, terukur, dan terhubung langsung dengan peningkatan penghidupan masyarakat.
Dengan SLF, perusahaan melihat komunitas sebagai pemilik aset, bukan sekadar penerima bantuan program. Pendekatan ini sejalan dengan tren pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kajian pembangunan berkelanjutan.
1. Fokus pada aset, bukan hanya masalah
Banyak program sosial berhenti pada identifikasi masalah tanpa memetakan kekuatan aset komunitas. SLF mengajak perusahaan mengenali dan memperkuat aset yang sudah ada, lalu menutup kesenjangan secara strategis. Hal ini menghasilkan program yang lebih berkelanjutan, karena bertumpu pada kapasitas lokal yang terus tumbuh.
2. Membaca konteks kerentanan secara lebih tajam
SLF mengharuskan analisis konteks kerentanan, seperti perubahan iklim, bencana, konflik, dan fluktuasi harga komoditas. Analisis ini penting untuk merancang inovasi sosial yang adaptif dan relevan dalam jangka panjang.
3. Menghubungkan strategi hidup dan outcome program
SLF tidak berhenti pada input dan aktivitas, tetapi menelusuri strategi penghidupan dan outcome masyarakat. Dengan begitu, perusahaan dapat menunjukkan bagaimana program mengubah cara hidup, pendapatan, dan ketahanan komunitas.
Baca juga: Cara Membangun Sustainability Management Perusahaan
Sekilas PerMen Lingkungan Hidup/BPLH No. 7 Tahun 2025 tentang PROPER
PerMen Lingkungan Hidup/BPLH No. 7 Tahun 2025 menjadi dasar baru penyelenggaraan PROPER nasional. Peraturan ini menggantikan PerMen LHK No. 1 Tahun 2021 yang dinilai sudah tidak lagi memadai.
Fokus utamanya tetap pada penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan secara terstruktur dan terukur. Namun, standar PROPER diperkuat agar lebih relevan dengan tantangan lingkungan dan sosial saat ini.
1. Perubahan penting dalam PROPER 2025
PerMen 7 Tahun 2025 menegaskan pentingnya ketaatan sekaligus aspek beyond compliance bagi perusahaan. Untuk peringkat Hijau dan Emas, perusahaan harus menunjukkan kinerja unggul di luar kewajiban minimum. Aspek beyond compliance mencakup eco-innovation, inovasi sosial, SROI, dan green leadership secara terpadu. Dokumen seperti DRKPL (Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan) kini dinilai menggunakan skor angka yang lebih rinci dan ketat.
2. Posisi inovasi sosial dan SROI dalam PROPER
Inovasi sosial didefinisikan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang menyelesaikan kebutuhan sosial secara lebih efektif. SROI digunakan untuk mengukur nilai sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihasilkan inovasi sosial tersebut. Dalam konteks PROPER, inovasi sosial dan SROI menjadi elemen penting penentu peringkat Hijau dan Emas.
Baca juga: Bangun Tim Perusahaan yang Tangguh Lewat Sustainability Training
Mengintegrasikan Sustainable Livelihood Framework ke Inovasi Sosial PROPER
1. Tahap baseline: pemetaan aset dan kerentanan
Langkah awal adalah memetakan konteks kerentanan komunitas di sekitar wilayah operasi perusahaan. Perusahaan menganalisis risiko iklim, bencana, perubahan harga, dan dinamika sosial yang mempengaruhi penghidupan masyarakat.
Selanjutnya, perusahaan memetakan kondisi awal lima modal penghidupan masyarakat secara partisipatif bersama komunitas. Pemetaan ini menjadi fondasi perencanaan program inovasi sosial yang lebih akurat dan tepat sasaran.
2. Tahap desain: program berbasis aset penghidupan
Berdasarkan hasil baseline, perusahaan menentukan aset mana yang perlu diperkuat secara prioritas. Contohnya, pelatihan keterampilan hijau dan kewirausahaan jika modal manusia dan finansial masih lemah.
Baca juga: Sustainability Management sebagai Kunci Transformasi Bisnis Modern
Program konservasi berbasis livelihood dapat dikembangkan bila modal alam tertekan akibat aktivitas ekonomi. Desain program menggabungkan penguatan aset, mitigasi kerentanan, dan penciptaan peluang ekonomi berkelanjutan. Pendekatan ini membuat inovasi sosial lebih selaras dengan prinsip penghidupan berkelanjutan.
3. Tahap monitoring, evaluasi, dan SROI
Pada tahap ini, SLF membantu menyusun indikator perubahan untuk setiap aset penghidupan komunitas. Indikator tersebut bisa berupa peningkatan pendapatan, diversifikasi usaha, pemulihan ekosistem, atau penguatan kelembagaan lokal.
Perubahan yang terukur kemudian dipetakan sebagai outcome dalam kerangka SROI program inovasi sosial. Dengan basis SLF, logika perubahan dalam laporan SROI menjadi lebih jelas dan mudah diverifikasi. Hal ini memperkuat kualitas dokumen inovasi sosial dan SROI yang dinilai dalam PROPER.
Contoh Penerapan Praktis Sustainable Livelihood Framework dalam Inovasi Sosial
Perusahaan dapat merancang program peningkatan kapasitas guru, petani, nelayan, atau pelaku UMKM berbasis kebutuhan lokal. Kegiatannya dapat meliputi pelatihan, pendampingan, akses pasar, dan dukungan teknologi ramah lingkungan. Pada saat bersamaan, perusahaan mendorong praktik konservasi lahan, air, atau ekosistem pesisir yang relevan.
Dengan SLF, semua kegiatan tersebut dibaca sebagai penguatan aset manusia, alam, sosial, fisik, dan finansial. Perubahan di setiap aset kemudian dinilai dampak sosial, ekonomi, dan lingkungannya dalam perhitungan SROI.
Baca juga: Strategi Meningkatkan ESG Rating Perusahaan
Manfaat Strategis Sustainable Livelihood Framework bagi Perusahaan
Menggunakan Sustainable Livelihood Framework dalam inovasi sosial PROPER membantu perusahaan membangun program yang lebih kuat dan kredibel. Program tidak lagi dipandang sebagai kegiatan tambahan, tetapi sebagai investasi strategis untuk penghidupan masyarakat sekitar.
Pendekatan ini mendukung pencapaian PROPER Hijau dan Emas melalui inovasi sosial yang terukur dan berbasis bukti. Selain itu, perusahaan memperkuat reputasi ESG dan meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan jangka panjang. Bagi tim CSR, ESG, dan TJSL, mengadopsi Sustainable Livelihood Framework adalah langkah nyata menuju keberlanjutan yang lebih substansial.
Baca juga: Bagaimana Sustainability Consulting Membantu Perusahaan Naik Level dalam Kinerja ESG
Memaksimalkan Inovasi Sosial dan Pendampingan PROPER
Pendekatan Sustainable Livelihood Framework membantu perusahaan membangun inovasi sosial yang relevan, terukur, dan berkelanjutan bagi komunitas. Program ini menjadi landasan kuat untuk peningkatan kesejahteraan, perlindungan lingkungan, dan penguatan daya saing bisnis jangka panjang.
Di saat yang sama, regulasi terbaru mendorong perusahaan mengelola kinerja lingkungan dan sosial secara lebih strategis serta terintegrasi. Di sinilah pendampingan PROPER Emas Olahkarsa membantu menghubungkan kerangka, praktik lapangan, dan kebutuhan pelaporan yang komprehensif.
Olahkarsa adalah pionir dalam praktik sustainable bisnis. Perusahaan ini menyediakan layanan end-to-end corporate sustainability management dengan menghadirkan solusi terintegrasi bagi klien korporasi. Layanan tersebut membantu bisnis mencapai tujuan ESG secara efektif dan terukur di seluruh lini operasional perusahaan.
Melalui pendampingan PROPER Emas, Olahkarsa mendukung strategi corporate sustainability dan implementasi sustainability initiatives yang terstruktur. Tim ahli kami memiliki pengalaman kuat dalam ESG consulting Indonesia dan layanan sustainability consulting lintas sektor industri.
Kami membantu perusahaan menyusun strategi sustainability management, penguatan tata kelola, serta integrasi aspek lingkungan dan sosial. Pendekatan ini terhubung dengan pengukuran social return on investment (SROI) melalui metodologi yang selaras dengan penilaian dan verifikasi independen.
Olahkarsa juga menyediakan ESG digital platform yang mendukung pelaporan, ESG rating consulting, dan pemantauan kinerja berkelanjutan secara real-time. Kami melengkapi proses tersebut dengan sustainability training yang relevan bagi tim internal dan pemangku kepentingan utama perusahaan.
Jika perusahaanmu ingin memperkuat inovasi sosial dan meraih peringkat PROPER Emas, mari berkolaborasi bersama Olahkarsa. Hubungi tim kami untuk merancang strategi pendampingan menyeluruh, mulai dari perencanaan hingga implementasi, monitoring, dan pelaporan akhir.
Hubungi Minno untuk informasi lebih lanjut:Â 08112130130
Referensi:
- PROPER. (2025). PermenLH BPLH No. 7 Tahun 2025 Tentang PROPER.
- The Indonesian Journal of Planning and Development. (2023). Study of the Sustainable Livelihood Framework on the Implementation of the Agrarian Reform Program.
- Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan. (2023). Implementation of Sustainable Livelihood Framework in Outer Small Island.
- Jurnal Ekonomi Pembangunan. (2021). Sustainable Livelihood Framework Approach of Communities in Agricultural Sector of Middle Mahakam River, East.