“Perencanaan adalah separuh dari keberhasilan, ketika kita telah gagal membuat rencana, artinya kita sedang berencana untuk gagal”.
Seperti itulah kurang lebih kalimat untuk menggambarkan betapa pentingnya sebuah perencanaan sebelum melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Ketika perusahaan telah membuat perencanaan yang baik, maka setengah dari keberhasilan telah ada dalam genggaman. Namun, apabila salah dalam menyusun perencanaan, atau bahkan tidak membuat perencanaan sama sekali, maka besar kemungkinan implementasi program CSR tersebut akan menemui kegagalan.
Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk membuat perencanaan yang matang sebelum mengimplementasikan program CSR. Salah satu jenis perencanaan yang penting dibuat oleh perusahaan adalah Rencana Strategis. Lantas Apa dan bagaimana cara membuat Rencana Strategis untuk program CSR?
Mengenal Rencana Strategis
Rencana strategis atau Renstra adalah dokumen perencanaan yang dibuat untuk periode 5 (lima) tahun. Perencanaan strategis merupakan upaya dari perusahaan untuk menetapkan prioritas, fokus, dan alokasi sumber daya, untuk memperkuat operasi. Dengan membuat Rencana Strategis, perusahaan berupaya memastikan perusahaan beserta seluruh stakeholder, bekerjasama untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang sama.
Dalam konteks program CSR, Perencanaan Strategis memegang peranan yang sangat penting. Dengan membuat Rencana Strategis, perusahaan dapat mengintegrasikan praktik CSR yang mereka lakukan dengan strategis bisnis, visi, misi, dan tujuan perusahaan. Sehingga program yang dibuat oleh perusahaan dapat berdampak secara signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sasaran, kelestarian lingkungan, dan juga kinerja bisnis perusahaan.
Proses penyusunan Renstra melibatkan pihak-pihak terkait atau pemangku kepentingan (orang yang mempengaruhi atau terpengaruh seperti oleh operasional perusahaan, seperti masyarakat, komunitas/organisasi, pemerintah, perusahaan, dan lain-lain.
Komponen Rencana Strategis
Dalam penyusunan Rencana Strategis program CSR, terdapat beberapa komponen yang yang harus diperhatikan.
1. Visi Misi dan Tujuan CSR
Komponen pertama adalah menetapkan visi, misi, dan tujuan dari dilaksanakannya program CSR. Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan ketika program ini berakhir. Visi mencerminkan komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
Sedangkan misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Sementara Tujuan adalah penjabaran Visi yang dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran program. Poin-poin dalam tujuan harus dapat diukur dan terkait langsung dengan area/fokus isu relevan yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
Selain tiga komponen tersebut (Visi, Misi dan Tujuan), perusahaan juga dapat dicantumkan landasan kebijakan pengembangan masyarakat, serta strategi dan komitmen perusahaan untuk memperkuat
2. Analisis Isu Strategis Pengembangan Masyarakat
Komponen selanjutnya yang harus ada dalam penyusunan Renstra adalah Analisis Isu Strategis. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan isu strategis ini adalah Pendekatan Sustainable Livelihood Approach (SLA).
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami lebih dalam kebutuhan, masalah, dan potensi yang dihadapi oleh masyarakat dari kacamata aset pendukung penghidupan berkelanjutan. 5 aset ini yaitu Natural Capital (Aset Sumber Daya Alam), Financial Capital (Aset Keuangan Komunitas) Physichal Capital (Aset Infrastruktur Fisik), Human Capital (Aset Sumber Daya Manusia), Social Capital (Aset/Modal Sosial).v
Analisis Isu strategis ini dapat diambil dari dokumen hasil Social Mapping/pemetaan sosial terbaru yang telah dilakukan oleh perusahaan kepada masyarakat sasaran.
Baca Juga: Social Mapping Sebagai Landasan Perencanaan Program CSR
Setelah dilakukan analisis mengenai isu strategis yang tengah dihadapi oleh masyarakat, langkah selanjutnya adalah melakukan pemetaan isu strategis serta merumuskan intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi isu yang dipilih. Pemilihan isu prioritas ini didasarkan pada urgensi untuk dilaksanakan.
3. Program Jangka Panjang dan Dirinci Program Tahunan
Komponen selanjutnya adalah Pemilihan program untuk jangka waktu lima tahun dengan memilih program prioritas yang paling mendesak untuk dilaksanakan. Kemudian dirici argumentasi yang mendasar program tersebut yaitu kondisi sosial masyarakat, setelah itu dibuat rincian rangkaian tindakan spesifik berupa kegiatan untuk mencapai tujuan dari program.
Komponen berikutnya dalam perumusan rencana strategis adalah pemilihan program untuk jangka waktu lima tahun, dengan menentukan program prioritas yang paling mendesak untuk dilaksanakan. Setelah menetapkan prioritas program, langkah selanjutnya adalah merinci argumentasi yang mendasari pilihan tersebut. Argumentasi ini mencakup deksripsi mendalam tentang kondisi sosial masyarakat yang menjadi latar belakang program tersebut. Dengan memahami konteks sosial, perencana dapat merumuskan argumen yang kuat mengenai relevansi dan dampak positif yang mungkin dihasilkan oleh pelaksanaan program tersebut.

Setelah menguraikan argumentasi mengenai latar belakang dilaksanakannya program, langkah selanjutnya adalah membuat rincian rangkaian tindakan spesifik. Rangkaian tindakan ini berupa kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan dari program yang dipilih. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perencanaan program menjadi lebih terstruktur dan terarah, memungkinkan perusahaan atau lembaga untuk secara efektif menjawab kebutuhan, masalah, dan potensi yang dirasakan masyarakat..
4. Indikator Program yang Terukur
Setelah program dan rincian kegiatan dipilih, langkah selanjutnya adalah membuat indikator keberhasilan program yang dapat diukur. Penentuan indikator keberhasilan menjadi aspek penting guna memastikan efektivitas dan dampak positif dari program CSR yang dilaksanakan. Indikator ini memungkinkan pemantauan progres perkembangan program secara sistematis dan objektif.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM): Indikator Kesuksesan Program CSR
Penjelasan mengenai indikator keberhasilan mencakup beberapa elemen. Pertama, input, yaitu aktivitas dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program. Dan output yang merupakan hasil langsung dari kegiatan yang dilaksanakan. Dengan menentukan indikator keberhasilan ini, perusahaan dapat secara efektif mengevaluasi pencapaian tujuan program CSR yang dilaksanakan.
5. Kebutuhan Anggaran Pembiayaan Program
Langkah selanjutnya adalah merinci anggaran dana yang akan dialokasikan untuk setiap program dan kegiatan yang hendak dilaksanakan. Pengalokasian dana ini perlu dilakukan secara cermat dan proporsional, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan urgensi masing-masing program CSR yang telah dipilih.
Proses ini melibatkan penentuan alokasi dana berdasarkan program serta perencanaan anggaran per tahun selama kurun waktu 5 tahun. Dengan merinci alokasi dana ini, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansialnya, serta mengantisipasi tantangan keuangan yang mungkin muncul dan memastikan bahwa sumber daya finansial yang diperlukan untuk program-program ini dapat tersedia secara konsisten.
Selain itu, proses ini juga memberikan transparansi dan akuntabilitas terhadap penggunaan dana, yang tentu dapat membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan, dan menciptakan dasar finansial yang kokoh untuk keberhasilan jangka panjang dari program CSR yang dijalankan.
6. Target dan Sasaran Program
Langkah selanjutnya adalah menetapkan target dan sasaran program. Penetapan target ini menjadi penting guna menentukan fokus dan ruang lingkup dampak yang ingin dicapai oleh setiap program CSR. Target dapat ditentukan baik untuk kelompok maupun individu, dengan jumlah yang spesifik. Merinci target dengan rincian jumlahnya akan memudahkan proses monitoring program dan ketercapaian pada indikator yang dibuat.
7. Program Menjawab Kelompok Rentan
Tahapan terakhir dalam merancang Rencana Strategis program CSR adalah penjelasan bahwa program ini diarahkan untuk menjawab kebutuhan kelompok rentan dalam masyarakat. Kelompok rentan adalah lapisan masyarakat yang minim atau bahkan tidak memiliki akses dan aset terhadap sumber daya. Kelompok rentan merupakan masyarakat yang paling membutuhkan dan mendesak untuk dilakukan perbaikan segera.
Setelah merinci target atau sasaran program, program CSR dapat dirancang untuk memberikan solusi konkret kepada kelompok-kelompok yang membutuhkan dukungan segera. Dengan menekankan bahwa program ini ditujukan untuk merespons kebutuhan kelompok rentan, perusahaan dapat memperkuat komitmen sosialnya dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemberdayaan komunitas yang membutuhkan dukungan.
Itulah penjelasan mengenai Rencana Strategis dalam program CSR. Bagi kamu yang masih bingung dengan cara membuat dokumen Rencana Strategis program CSR yang ideal, langsung saja kontak Olahkarsa. Karena Olahkarsa menyediakan layanan jasa konsultasi terkait pengelolaan program CSR melalui CSR Innovation, dari mulai assesment, pembuatan rencana strategis dan rencara kerja, hingga implementasi program.
Klik untuk melihat berbagai layanan kami
Atau Anda bisa menghubungi kami melalui Whattsapp di 08112130130 dan Email di contact@olahkarsa.com.