Tahapan negosiasi dalam konflik memiliki beberapa versi yang seluruhnya masih berkesinambungan. Akan tetapi, secara garis besar diketahui jika ada enam tahapan negosiasi dalam konteks conflict resolution atau resolusi konflik.
Bagaimana tahapan konflik dalam conflict resolution yang dapat efektif memutus rantai konflik? Selengkapnya baca di dalam artikel ini.
Negosiasi dalam Kacamata Konflik
Umumnya, konflik terjadi karena adanya satu pihak yang merasa tidak puas atau tidak suka terhadap pihak lain atas beberapa hal. Seiring berkembanganya kajian mengenai konflik, banyak ahli memperkirakan jika konflik beririsan dengan proses interaksi antara beberapa pihak yang memiliki perbedaan kepentingan.
Oleh sebab itu, muncul suatu konsep bernama conflict resolution sebagai metode untuk menyelesaikan konflik kepentingan dan perbedaan persepsi ini. Salah satu substansi yang terkandung dalam konsep ini adalah negosiasi.
āSebuah proses menghasilkan keputusan bersama, di mana orang-orang dengan tujuan atau keinginan yang berbeda berinteraksi dengan tujuan untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan tersebutā
John Hayes (2002)
Negosiasi menjadi salah satu poin yang penting dalam conflict resolution selain mediasi dan arbitrase. Negosiasi merupakan proses interaksi dan komunikasi yang melibatkan dua pihak yang berkonflik tanpa adanya pihak ketiga sebagai mediator.
Kemudian, negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang didasarkan pada data fakta yang akurat dan faktual. Karena hal ini, setiap argumen dan kehendaknya tidak terlepas dari fakta yang ada serta dapat digunakan sebagai basis data dalam bernegosiasi.
Di samping itu juga harus ditopang dengan negosiator yang handal dan professional, yang memahami tujuan negosiasi dilakukan dan mempunyai daya kemampuan optimal dalam menemukan solusi terhadap masalah yang dihadapi dan terhindar dari kemungkinan dead lock.
Apa Penyebab Konflik dalam Negosiasi Terjadi?
Mekanisme negosiasi yang sudah dirumuskan secara matang ternyata masih menyisakan beberapa persoalan yang melahirkan konflik baru. Menurut Jackman (2005) bahwa ada delapan penyebab konflik dalam negosiasi, yaitu:
- Ketika satu pihak atau lebih menolak untuk bergerak dari posisi awal negosiasi
- Lebih fokus kepada orang dan posisi daripada masalah yang ada
- Adanya agenda tersembunyi atau rasa saling tidak percaya terhadap motivasi pihak lawan
- Manipulasi dan perilaku agresif terhadap salah satu pihak lebih
- Keinginan untuk menang, tanpa mempedulikan apapun risikonya
- Mengejar sasaran yang terlalu tinggi dan tidak realistis
- Tidak bersedia meluangkan waktu untuk menjajaki posisi lawan dan/atau, adanya penolakan untuk menghargai sudut pandang lawan
- Kurang jelasnya peran atau tingkat otoritas
Cari Tahu Tahapan Negosiasi dalam Conflict Resolution!
Untuk dapat menyelesaikan suatu konflik dengan baik, maka menurut John Hayes dalam bukunya yang berjudul āThe Theory and Practice of Change Managementā ada tiga proses. Apa saja?
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pertama, ada tahap perencanaan dalam melakukan negosiasi dalam upaya resolusi suatu konflik. Perencanaan menjadi tahapan yang vital karena sebagai langkah formulasi dan penyusunan strategi untuk menuju ke langkah selanjutnya.
Seorang negosiator ā pihak yang memimpin proses negosiasi ā harus mengkalkulasi terkait dengan keuntungan dan kerugian dari proses negosiasi. Kemudian, negosiator juga harus melakukan riset yang mendalam terkait substansi negosiasi maupun menyiapkan berbagai kemungkinan jika terjadi deadlock dalam negosiasi.
2. Tahap Persiapan (Preparation)
Kedua, dari tahapan negosiasi ada proses persiapan yang cukup penting dalam proses ini. Di mana negosiator harus mengetahui limitasi dari pihak lawan dalam melakukan negosiasi. Selain itu, negosiator juga harus mempersiapkan hal-hal teknis seperti kelengkapan dokumen, hasil riset mengenai pihak lawan, dan lain-lain.
Negosiator harus benar-benar mempersiapkan secara lengkap agar meminimalisir adanya kemungkinan yang buruk ketika melakukan negosiasi. Maka biasanya, seorang negosiator harus memiliki beberapa skill yang penting, seperti komunikatif, wawasan yang tinggi, dan kompeten.
3. Tahap Implementasi (Negotiation Table)
Ketiga, ada tahap implementasi yang merupakan langkah terakhir dan final dari proses negosiasi. DI mana tahap ini berlangsung proses negosiasi antara negosiator dari kedua belah pihak. Output utama dari implementasi ini adalah agar tercapainya konsensus yang menguntungkan dua pihak.
Kemampuan negosiator dalam bernegosiasi yang ditambah akan strategi dan taktik menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan negosiasi. Sebab, prioritas utama dari negosiasi merupakan tercapainya kesepakatan kolektif.
Itu adalah tahapan negosiasi dalam conflict resolution yang sangat penting untuk Anda ketahui. Ketiga tahapan ini dapat Anda gunakan saat terjebak dalam situasi konflik yang sifatnya personal maupun kelembagaan.
Baca artikel dari Olahkarsa mengenai SDGs, CSR, PROPER, GRI, Community Development, dan lain-lain di sini.