Tahukah Anda jika ada lima aspek dalam social enterprise? Yap, social enterprise atau kewirausahaan sosial ini adalah institusi sosial yang mengkombinasikan pendekatan bisnis dengan pendekatan sosial. Kewirausahaan sosial didirikan untuk menciptakan suatu perubahan sosial yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sosial di masyarakat.
Inovasi sebagai Kunci dalam Social Enterprise

Menurut Bill Drayton selaku pendiri Ashoka Foundation, ada dua kunci utama dalam social enterprise atau kewirausahaan sosial. Pertama, ada inovasi sosial yang mampu untuk mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kedua, hadirnya individu yang memiliki visi, kreatif, dan berjiwa wirausaha.
Hulgard (2010) menjelaskan bahwa kewirausahaan sosial adalah proses penciptaan nilai sosial yang dibentuk dengan bekerja sama dengan orang lain atau organisasi masyarakat. Kerja sama ini ditalikan dalam satu inovasi sosial yang menyiratkan suatu kegiatan ekonomi.
Inovasi terjadi karena tidak puas terhadap kondisi dan situasi yang ada serta adanya peluang untuk memperbaiki keadaan yang ada. Inovasi sosial harus dijadikan sebagai suatu alat dan bukan suatu tujuan, tujuan dari inovasi adalah perubahan dan perbaikan dari kondisi yang ada menjadi lebih baik.
Moulaert (2013) juga berpendapat bahwa inovasi sosial dapat dimulai di mana-mana dalam bidang perekonomian, tidak hanya di sektor non-profit, tetapi juga di sektor publik dan swasta. Di sisi lain, inovasi sosial tidak terbatas pada masalah kesejahteraan tetapi juga mungkin terkait dengan isu-isu perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Aspek dalam Social Enterprise

Setelah Anda memahami penjelasan di atas, apakah Anda tahu apa saja aspek dalam social enterprise? Nah, cari tahu aspeknya di sini:
1. Proses Mendefinisikan Tujuan atau Misi
Pertama, ada aspek yang merujuk pada proses mendefinisikan tujuan atau misi. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi sangat diperlukan bagi anggota dan pihak yang terlibat didalam organisasi tersebut.
Untuk mengenal organisasi dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang. Hal ini menjadi aspek yang sangat penting dalam kewirausahaan sosial untuk dapat berjalan secara produktif.
2. Proses Mengenali dan Menilai Peluang
Kedua, yaitu mengenali dan menilai peluang merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam menjalankan social entrepreneurship. Dalam kewirausahaan sosial, peluang dianggap sebagai sesuatu yang baru dengan cara yang berbeda dalam membuat dan mempertahankan nilai sosial.
Ide yang muncul dan menarik mungkin dapat beragam, akan tetapi tidak semua ide yang menarik tersebut dapat dikembangkan menjadi sebuah peluang untuk menciptakan dan mempertahankan nilai sosial. Kewirausahaan sosial haruslah berupaya untuk mengenali berbagai peluang dalam menciptakan atau mempertahankan nilai sosial.
3. Proses Manajemen Risiko (Risk Management)
Ketiga, yaitu dalam merealisasikan misi atau ide-idenya, seorang social entrepreneur dihadapkan pada sebuah resiko dan tantangan. Risiko adalah kemungkinan yang tidak diharapkan dan tidak sama sekali diekspektasikan.
Risiko dapat didefinisikan sebagai potensi besar yang tidak diharapkan terjadi karena tidak memperhitungkan sisi buruk. Kemudian, risiko adalah kemungkinan bahwa hasil-hasil yang tidak diinginkan tersebut akan benar-benar terjadi.
4. Mengidentifikasi dan Menarik Pelanggan
Keempat, konsumen atau pelanggan dalam kewirausahaan sosial sedikit berbeda dengan konsumen dalam sebuah bisnis umumnya. Dalam definisinya, konsumen adalah mereka yang ikut berpartisipasi dengan sukses dalam mendukung misi sosial.
Partisipasi ini bisa dalam bentuk penggunaan layanan, berpartisipasi dalam suatu kegiatan, relawan, memberikan dana atau barang untuk sebuah organisasi nirlaba. Atau bahkan membeli layanan atau produk yang dihasilkan organisasi tersebut.
5. Proyeksi Arus Kas
Kelima, untuk dapat terus menjalankan kegiatannya, kewirausahaan sosial harus dapat memproyeksikan kebutuhan uang tunai untuk usaha mereka. Mereka harus memutuskan bagaimana mereka dapat memperoleh kas untuk kelangsungan usahanya. Tentu saja, tugas ini lebih rumit bagi kewirausahaan sosial daripada bisnis konvensional lainnya.
Kesimpulannya, ada lima aspek dalam social enterprise atau kewirausahaan sosial yang secara substansial menjadi ciri khas utama dalam organisasi sosial ini. Ada dua kunci kewirausahaan sosial, yaitu ada inovasi sosial yang mampu untuk mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kemudian, hadirnya individu yang memiliki visi, kreatif, dan berjiwa wirausaha.
Baca artikel dari Olahkarsa mengenai CSR, PROPER, SDGs, Community Development, Conflict Resolution, dan lain-lain di sini.