SDGs dirancang untuk menjadi peta jalan global menuju kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih baik pada tahun 2030.
Dunia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan global yang kompleks, mulai dari perubahan iklim, kemiskinan, hingga ketidaksetaraan sosial. Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 menetapkan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dirancang untuk menjadi peta jalan global menuju kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih baik pada tahun 2030.
Baca Juga: CSR, ESG, dan SDGs: Apa Bedanya? Mana yang Terbaik?
Sejarah dan Asal Usul SDGs: Dari Millennium Development Goals ke SDGs
Sebelum lahirnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dunia telah mengenal Millennium Development Goals (MDGs), yang merupakan pendahulu dari TPB. MDGs diperkenalkan pada tahun 2000 sebagai hasil dari Millennium Summit yang dihadiri oleh 189 negara anggota PBB. MDGs terdiri dari delapan tujuan yang difokuskan pada pengurangan kemiskinan, peningkatan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan global hingga tahun 2015.
Selama periode MDGs, banyak negara, termasuk Indonesia, mencapai kemajuan yang signifikan dalam berbagai bidang. Misalnya, kemiskinan ekstrem berhasil dikurangi secara global, dan akses terhadap pendidikan dasar meningkat drastis. Namun, MDGs juga menghadapi kritik karena pendekatannya yang terlalu sempit, tidak menyentuh aspek-aspek penting seperti ketidaksetaraan, lingkungan, dan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan.
Ketika batas waktu MDGs berakhir pada tahun 2015, dunia menyadari perlunya agenda pembangunan yang lebih luas dan inklusif. Dari sinilah lahir TPB, dengan cakupan yang lebih komprehensif dan ambisius. TPB menggantikan MDGs dengan 17 tujuan dan 169 target yang tidak hanya fokus pada negara berkembang, tetapi juga berlaku untuk semua negara, baik maju maupun berkembang. Perbedaan utama lainnya adalah bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan mengakui pentingnya kerjasama global, partisipasi masyarakat, dan peran sektor swasta dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Lantas apa itu SDGs ?
SDGs adalah cetak biru universal yang dirancang untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet, dan memastikan bahwa semua orang menikmati perdamaian dan kemakmuran. Masing-masing dari 17 tujuan ini saling terkait dan memerlukan kerjasama antara berbagai sektor, baik pemerintah, bisnis, maupun masyarakat sipil. Tujuan-tujuan ini mencakup isu-isu mendasar seperti kesehatan dan pendidikan, kesetaraan gender, pertumbuhan ekonomi, dan perubahan iklim.
Sebagai contoh, SDG 1 berfokus pada penghapusan kemiskinan dalam segala bentuknya, sedangkan SDG 13 menuntut aksi mendesak untuk mengatasi perubahan iklim. Pencapaian masing-masing tujuan ini penting untuk memastikan keseimbangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Mengapa SDGs Penting?
Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, memainkan peran penting dalam pencapaian TPB. Penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia bukan hanya soal memenuhi komitmen internasional, tetapi juga soal menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan mengintegrasikan TPB ke dalam rencana pembangunan nasional, Indonesia dapat memastikan bahwa pertumbuhan ekonominya sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Penerapan SDGs di Indonesia
Sejak adopsi TPB, Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengintegrasikan tujuan-tujuan ini ke dalam kebijakan dan program nasional. Beberapa inisiatif penting meliputi:
1. Integrasi SDGs dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam RPJMN 2020-2024, memastikan bahwa kebijakan pembangunan nasional selaras dengan TPB.
2. Pembentukan Sekretariat SDGs Nasional
Untuk mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Indonesia telah membentuk Sekretariat SDGs Nasional di bawah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
3. Inisiatif Lokal
Banyak pemerintah daerah di Indonesia juga telah mengadopsi SDGs sebagai kerangka kerja untuk pembangunan daerah mereka, dengan fokus pada isu-isu lokal seperti pengurangan kemiskinan, pengelolaan lingkungan, dan peningkatan kualitas pendidikan.
4. Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan Masyarakat Sipil
Untuk mencapai SDGs, pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil. Kolaborasi ini penting untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat membantu mempercepat pencapaian TPB.
Tantangan dalam Penerapan SDGs
Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan signifikan dalam beberapa aspek SDGs, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang masih ada, dampak perubahan iklim yang semakin parah, dan ketidakmerataan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan, semuanya memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun yang tertinggal.
Baca Juga: Sdgs Goals
Kesimpulan
Penerapan SDGs di Indonesia adalah langkah penting menuju pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Melalui upaya kolaboratif dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat mencapai tujuan-tujuan ini dan memastikan bahwa semua rakyatnya menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lingkungan yang bersih, dan masyarakat yang adil. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bukan hanya sekedar tujuan global, tetapi juga merupakan visi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.