Tanggung jawab sosial perusahaan menurut ISO 26000 merupakan aspek strategis yang penting dijalankan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan CSR, perusahaan dikelompokkan menjadi empat yaitu kelompok hitam, merah, biru, dan hijau. Kelompok hitam adalah perusahaan yang tidak melakukan praktik CSR sama sekali, mereka menjalankan bisnis dengan hanya berorientasi pada keuntungan. Kelompok merah adalah kelompok perusahaan yang mulai melaksanakan CSR, tetapi memandangnya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungannya.
Sedangkan kelompok biru adalah para pelaku bisnis yang menganggap CSR sebagai investasi, bukan biaya. Mereka menganggap praktik CSR akan memberi dampak positif bagi usahanya. Oleh karena itu, kelompok ini secara sukarela dan sungguh-sungguh melaksanakan CSR. Kelompok keempat yaitu kelompok hijau yang mana perusahaan dengan sepenuh hati melaksanakan kegiatan CSR. Mereka memposisisikan CSR sebagai nilai inti perusahaan. Perusahaan memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya Bersahabat dengan CSR sehingga menganggapnya sebagai suatu kewajiban dan kebutuhan.
Pemerintah Indonesia sendiri telah mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah bersahabat dengan kegiatan CSR
Hal ini ditunjukkan dengan adanya penyelenggaraan acara penghargaan CSR. Pada tahunĀ 2020, PT Pertamina (Persero) meraih lima penghargaan meliputi kategori pengembangan digital e-learning, pengembangan masyarakat, pengembangan olahraga, peduli anak berkebutuhan khusus, dan peduli Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah(UMKM) dalam acara Teropong CSR Awards 2020 (kompas.com, 21/07/2020).
Sepanjang tahun 2020 PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 27 miliar yang disalurkan dalam program bina lingkungan dan program kemitraan yang merujuk pada bantuan untuk UMKM (liputan6.com, 08/12/2020).
Baca juga: Bagaimana Kriteria Memilih Konsultan CSR yang Tepat?
Namun demikian, kesadaran dunia usaha terhadap CSR masih tergolong rendah, ditandai dengan masih tingginya ketimpangan sosial di Indonesia
Sebenarnya tidak hanya perusahaan besar saja yang dapat melakukan CSR, tetapi perusahaan kecil dan menengah bisa memulai program CSR. Bukan soal jumlah besaran dana yang dikeluarkan, tetapi bagaimana komitmen perusahaan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Program CSR dapat menjadi kekuatan ampuh dalam mengatasi berbagai persoalan negeri jika keterlibatan peran pemerintah, swasta, dan masyarakat selaras dan berkesinambungan. Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus memastikan bahwa praktik bisnis perusahaan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan.
Baca juga: Pentingnya Stakeholder Engagement dalam CSR (Corporate Social Responsibility)
Jenis-jenis CSR
Mengutip OCBC NISP, ada beberapa jenis CSR yang dijalankan oleh perusahaan, yaitu:
1. Rehabilitasi Alam Untuk jenis ini, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap penjagaan alam, terutama bagi perusahaan produsen limbah. Adapun contoh kegiatannya, seperti penanaman bakau dan reboisasi hutan.
2. Penggunaan Sumber Energi Terbarukan Hal ini dilakukan agar perusahaan turut serta dalam melestarikan sumber daya alam yang terancam punah. Adapun sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan, seperti angin, air, tenaga surya, dan sebagainya.
3. Pengolahan Limbah Jenis selanjutnya adalah pengolahan limbah berbasis lingkungan yang diharapkan dapat meminimalisasi toksisitas limbah, sehingga tidak menimbulkan kerusakan ekosistem.
4. Filantropi Sesuai namanya, CSR ini merupakan aktivitas yang fokus pada kemanusiaan demi menolong orang yang membutuhkan. Adapun contohnya, seperti bantuan dana UMKM, membuka kampung usaha dan sebagainya.
5. Budaya Kerja Ramah SDM Tidak melulu materi, program CSR bisa berupa penanaman nilai dan sikap agar SDM memiliki karakter yang baik.
6. Pemberdayaan Ekonomi Karyawan Dana CSR bisa dialokaiskan untuk peningkatan kemampuan karyawan agar dapat berdaya secara ekonomi. Contohnya dengan membentuk koperasi karyawan.
7. Volunteering Kegiatan volunteering atau kerelawanan dapat dilakukan secara rutin maupun insidential, seperti mengirimkan tenaga pengajar ke daerah terpencil atau penerjunan tenaga relawan ketika bencana.
Baca juga: Monitoring Program CSR lebih Efektif dengan SR APP modul CSR Monev (MNE-1001)
Tujuan CSR Setiap program CSR yang dijalankan oleh perusahaan memiliki tujuan tertentu
Tetapi, umumnya CSR memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menjaga nama baik perusahaan
Tujuan utama suatu perusahaan menjalankan program CSR agar perusahaan memiliki citra atau nama baik di mata masyarakat dengan menampilkan bahwa perusahaan adalah pihak yang bertanggung jawab.
2. Menjaga hubungan dengan stakeholder
Program CSR yang berjalan dengan baik akan menciptakan hubungan yang bersahabat dengan lingkungan perusahaan dan mampu memberikan manfaat untuk masyarakat dalam mengembangkan dan memberdayakan mereka.
3. Turut menyelesaikan masalah yang ada di Lingkungan
Program CSR juga dijalankan untuk membantu mengatasi masalah yang ada di lingkungan sekitar perusahaan beroperasi. Adapun masalah tersebut bisa muncul dari berbagai sisi, mulai dari sosial, lingkungan, hingga ekonomi.
Baca juga: Apa Itu CSR (Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contohnya)
Manfaat CSR Mengutip Accurate dan laman terkait lainnya
Program CSR yang dijalankan dengan baik dan bersungguh-sungguh akan berdampak positif bagi beberapa pihak, di antaranya:
1. Perusahaan Manfaat CSR bagi perusahaan dapat membuka kesempatan kerja seluas-luasnya dengan pihak lain, sebagai bentuk promosi perusahaan, hingga memunculkan citra positif terhadap masyarakat.
2. Masyarakat Program CSR dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dalam berbagai aspek, seperti penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar dan kesempatan mengikuti program pemberdayaan dan pengembangan yang diberikan perusahaan.
3. Pemerintah CSR dapat mendukung program-program pemerintah terkait kemajuan bangsa, seperti mengurangi angka pengangguran, pencemaran lingkungan, ketersediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan, hingga memberantas kemiskinan.
4. Pihak Lain Program CSR bisa berdampak positif terhadap pihak-pihak lain seperti pemegang saham dan konsumen. Citra positif yang diraih perusahaan dapat menjadi umpan bagi para pemodal untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Sementara, bagi konsumen, program CSR dapat meningkatkan kepercayaan mereka untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan.
Baca juga: Perbedaan CSR dan CSV, Catat Ya!
Program Corporate Social Responsibility sejatinya menjadi program yang dapat memberikan manfaat bagi para entrepreneur dalam menjalankan bisnis ditengah keterbatasan modal yang dimiliki
CSR ini menjadi salah satu bentuk modal sosial yang dapat memberikan value yang optimal bagi para entrepreneur dalam berbisnis.
Oleh karena itu, entrepreneur harus benar-benar memberikan perhatian khusus untuk membangun kualitas diri, kualitas bisnis serta hubungan dengan pengelola program CSR atau program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
1. Mendefinisikan bisnis para entrepreneur dengan tepat
Konsep bisnis yang jelas akan menentukan bagaimana entrepreneur dimata pengelola program CSR. Hal ini perlu mendapatkan perhatian setiap entrepeneur sehingga karakteristik dari bisnis mereka menjadi jelas.
2. Membangun kualitas diri
Kualitas diri menjadi penting ketika setiap entrepreneur hendak mendapatkan perhatian lebih dari pengelola program CSR/PBKL. Hal ini berhubungan dengan bagaimana entrepreneur harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dalam berbisnis dengan terus belajar, belajar dan belajar.
3. Membangun kualitas bisnis
Ini menjadi penting karena dilihat oleh setiap pengelola program agar bisa memberikan bukti bahwa bisnis yang sudah mereka pilih adalah bisnis yang bagus dan menjanjikan untuk jangka panjang. Seringkali orang kurang memperhatikan akan hal ini dan pastinya akan berdampak kepada persepsi dari setiap pengelola CSR kepada mereka.
4. Aktif bersahabat dengan program CSR
Aktif dalam berbagai kegiatan yang dijalankan oleh pengelola program CSR adalah bagian terpenting untuk setiap entrepeneur dalam mendapatkan manfaat dari program tersebut.
5. Membangun komunikasi yang efektif dan berkelanjutan dengan pengelola program
Hal ini tergambar da bagaimana entrepreneur membangun komunikasi secara intens dengan pengelola dalam konteks melaporkan apa yang sudah dilakukan, menyampaikan apa yang dicapai, rencana kedepan dan bahkan secara rutin memberitahukan progress atau perkembangan dari setiap apa yang sudah dicapai oleh entrepreneur.
Inilah beberapa Corporate Social Responsibility yang pastinya harus dijalankan entrepreneur dalam kerangka membangun manajemen sistem perusahaan yang unggul untuk mencapai sustainable competitive advantage. Letās make a management system for our company.
Baca juga: 7 Subjek Inti ISO 26000 sebagai Rujukan Praktik CSR
Kesimpulan
Bagi kamu yang ingin membuat program CSR sebagai strategi bisnis jangka panjang dan ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan informasi tentang CSR, langsung saja menujuĀ Olahkarsa. Karena di Olahkarsa tersedia berbagai produk yang menarik untuk solusi manajemen CSR kamu dan tersedia kelas pelatihan bagi praktisi CSR yaituĀ CSR School. Jadi ayo buruanĀ upgradeĀ bisnis CSR mu!