CSR sebagai upaya mendukung sustainability merupakan bentuk nyata kepedulian kalangan dunia usaha terhadap lingkungan di sekitarnya. Berbagai sektor dibidik dalam kegiatan ini, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan dan bahkan sosial budaya..
Saat ini, konsep dan pelaksanaan CSR makin berkembang di Indonesia
Hal ini tentu menggembirakan. Hanya saja pemahaman kalangan dunia usaha tentang konsep CSR masih beragam. Namun yang terpenting, agar masyarakat bisa merasakan hasil yang maksimal dari kegiatan CSR, maka kegiatan itu harus berkelanjutan (suistanable). Sayangnya, banyak perusahaan yang kini memahami CSR hanya sekadar kegiatan yang sifatnya insidental, seperti pemberian bantuan untuk korban bencana, sumbangan, serta bentuk-bentukĀ charityĀ atau filantropi lainnya.
Menurut Executive Director PT Indocement Tunggal Prakasa, Kuky Permana, CSR sebenarnya memiliki makna yang lebih luas yaitu bagaimana manusia berperan dalam menjaga dan bertanggung jawab terhadap bumi dan segala isinya yang telah diciptakan oleh Tuhan. Jadi bukan hanya perusahaan yang melakukannya tapi hakikatnya semua manusia berkewajiban melaksanakannya. Konsep ini kemudian diterjemahkan ke dalam kegiatan perusahaan.
Selama ini, katanya banyak orang beranggapan bahwa CSR hanya merupakan kewajiban sosial
Mereka berpikir ini adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Padahal sebenarnya CSR bukan hanya masalah sosial.
CSR merupakan suatu konsep pengembangan yang berkelanjutan atauĀ suistanable development. Dan ini tidak hanya masalah sosial karena kami bukan badan sosial melainkan badan usaha. Jadi yang utama adalah CSR yang mendukungĀ suistanable development.
Agar bisa berkelanjutan, tambahnya, maka perusahaan harus sehat terlebih dulu. Kalau perusahaan tidak sehat, maka dia tidak bisa melakukan CSR dengan maksimal. Kalau perusahaan sehat dan tumbuh, maka karyawan dan masyarakat sekitar juga ikut tumbuh.
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, kita harus selalu memperhatikan aspek lingkungan
Ini juga menjadi salah satu konsep suistanable development yang sedang dikembangkan. Jadi CSR sebagai upaya mendukung sustainability yang kita lakukan bukan hanya pemberian sumbangan atau kegiatan sosial. Hal itu tetap penting tapi alangkah baiknya bila kegiatan itu ujungnya adalah keterkaitan dengan kegiatan usaha yang bisa memberi manfaat bagi perusahaan, lingkungan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar kita.
Untuk bisa melaksanakan CSR dengan baik, maka harus dilakukan oleh setiap stakeholder yang ada di perusahaan. Jadi tidak hanya dilakukan oleh sebuah divisi atau bagian saja. Selain itu, CSR juga dilakukan pada setiap proses bisnis perusahaan.
Dalam hal ini, kita telah menyosialisasikan pengertian CSR kepada seluruh jajaran perusahaan
Dengan demikian setiap karyawan diharapkan bisa mengerti konsep CSR dengan benar, yaitu bagaimana dia bisa peduli pada sosial dan lingkungan. Ini dilakukan pada setiap kegiatan pertambangan, produksi, dan pengangkutan. Semua karyawan yang terlibat selalu berpikir konsep CSR dan suistanable development.
Di tingkat internal, para manajer harus memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan anak buahnya. Itu bagian dari CSR para manajer. Kemudian kita juga harus melihat dampak pada masyarakat dan mencoba meminimalkan dampak negatif lingkungan. Itu juga menjadi kegiatan CSR kita di semua unit produksi.
Ke depannya, hanya perusahan yang peduli dan punya hati nurani dengan melaksanakan CSR yang berkelanjutan, yang bisa berkembang dan eksis untuk jangka panjang. Jadi bukan hanya dilihat dari laporan keuangannya saja. Untuk melihat CSR yang baik, jangan hanya menggunakan rupiah atau angka sebagai ukuran, tapi yang terpenting adalah kualitasnya. Artinya apakah itu sudah build in dalam proses bisnisnya atau tidak.
Baca juga: Ingin Sukses Menjadi Chief Sustainability Officer? Yuk Kenali Peran CSO!
Komitmen bersama
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Eka Tjipta Foundation, Timotheus Lesmana. Menurutnya kegiatan CSR baru bisa berkelanjutan jika program yang dibuat oleh perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan. Tanpa adanya dukungan semua elemen, maka program CSR tersebut seolah bentuk penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Melakukan kegiatan CSR yang berkelanjutan, katanya, akan memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik bagi perusahaan maupun stakeholder yang terkait.
āProgram CSR yang berkelanjutan diharapkan akan bisa membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera,ā ujarnya.
Program CSR, tuturnya, tidak selalu merupakan promosi perusahaan yang terselubung. Jika ada iklan atau kegiatan public relation mengenai kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan, itu merupakan imbauan kepada dunia usaha secara umum untuk melakukan tanggung jawab sosial tersebut. Sehingga dapat memberikan pancingan kepada pengusaha lain untuk dapat berbuat hal yang sama bagi kepentingan masyarakat luas. Ini penting agar pembangunan berkelanjutan bisa terwujud dengan baik.
āSebab, untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri, maka semua dunia usaha harus mendukung kegiatan yang terkait dengan hal itu. Jika hal itu dilakukan, maka dunia usaha sendiri akan menikmati keberlanjutan dan kelangsungan usahanya dengan baik,ā jelas Timotheus. Ketua bidang organisasiĀ Corporate Forum for Community DevelopmentĀ (CFCD), Erman Sugiyanto, mengatakan ada tiga tahapan pelaksanaan program CSR. Pertama, filantropi atau charity. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk masyarakat yang memang membutuhkan bantuan, seperti korban bencana.
Baca juga: 5 Faktor Keberhasilan Sustainability
Setelah masyarakat pulih, masuk ke tahap berikutnya yaitu pendekatan ekonomi
Ini perlu dilakukan agar roda kehidupan masyarakat tetap bisa berjalan. Dan yang terakhir adalah tahapan transformasi nilai atau keberdayaan masyarakat. Hal ini diperlukan agar masyarakat bisa berdaya dengan kekuatannya sendiri.
Banyak perusahaan yang menyalahartikan peran CSR sebagai upaya membangun imej (building image). Padahal sebetulnya itu adalah tugas humas. Akibat pemahaman itu, banyak perusahaan yang melakukan hal yang keliru.
Dicontohkan, ada perusahaan yang ingin memberikan sumbangan dua ekor sapi kepada masyarakat. Tapi karena ingin diekspos dan membangun imej yang baik, maka perusahaan mengundang pejabat daerah untuk menyerahkan sumbangan tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan mengundang media massa untuk meliputnya.
Hal ini menjadi sangat keliru. Nilai yang disumbangkan kalah jauh dengan biaya untuk penyelenggaraan acaranya. Hal seperti ini masih banyak ditemui.
Baca juga: 3 Cara Mengembangkan Strategi Sustainability Perusahaan: Ambisi dan Transisi
Kesimpulan
Karena itu, masih diperlukan usaha dan kerja keras untuk memberikan pemahaman yang benar tentang konsep CSR sebagai upaya mendukung sustainability kepada kalangan dunia usaha. Namun yang pasti, katanya, perusahaan harus bisa menghasilkan profit agar kegiatan CSR yang dilakukannya bisa berkelanjutan dalam waktu yang lama. Tapi ini tidak berarti perusahaan yang masih rugi tidak melaksanakan CSR. Sebab CSR seharusnya sudah direncanakan sebelum perusahaaan didirikan.
Yang dikenal saat ini adalah konsep 3 P, yaitu planet, people, dan profit. Lingkup CSR itu ya ketiga hal tersebut. Planet berarti bumi yang kita diami dan lingkungan yang ada di dalamnya. People berarti masyarakat, baik masyarakat di dalam perusahaan atau karyawan dan di sekitar perusahaan. Dan profit berarti keuntungan yang diperoleh perusahaan yang diperlukan untuk keberlanjutan program CSR nya.
Bagi kamu yang ingin membuat program CSR sebagai strategi bisnis jangka panjang dan ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan informasi tentang CSR, langsung saja menujuĀ Olahkarsa. Karena di Olahkarsa tersedia berbagai produk yang menarik untuk solusi manajemen CSR kamu dan tersedia kelas pelatihan bagi praktisi CSR yaituĀ CSR School. Jadi ayo buruanĀ upgradeĀ bisnis CSR mu!