Masyarakat merupakan salah satu aktor penting dalam pembangunan nasional. Sehingga community development adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terutama adanya transisi dari pembangunan sentralistik (sentralisasi) ke arah desentralistik (desentralisasi) semakin menambah value dari masyarakat dalam konteks pembangunan.
Dalam konteks ini, pemerintah, perusahaan, hingga masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama untuk secara konstan mengimplementasikan community development. Pada artikel ini, Olahkarsa akan menjelaskan mengenai pengertian, aspek, hingga tujuan dari implementasi community development.
Pengertian Community Development
Negara pasti ingin mencapai pembangunan nasional yang akomodatif dari segala sektor dan lapisan masyarakat. Maka hal yang menjadi kunci utama yaitu dengan menciptakan masyarakat yang berdaya, sejahtera, dan memiliki pola pikir growth mindset.
Metode untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mengimplementasikan community development. Community development atau pengembangan/pemberdayaan masyarakat sudah digagas secara historis sejak akhir tahun 1970 dengan mengadaptasi konsep empowerment.
Secara definitif, community development adalah upaya memberikan otonomi, wewenang, kepercayaan, dan daya kepada masyarakat agar dapat kreatif serta inovatif dalam menyelesaikan tugas sosial-ekonomi dengan baik. Sehingga metode ini merupakan mekanisme yang fokus dalam memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri secara sosial dan ekonomi.
Community development merupakan konsep pembangunan ekonomi yang mengakumulasi nilai-nilai sosial di masyarakat. Sehingga hal ini merepresentasikan beberapa nilai fundamental, seperti people centred, participatory, empowering, dan sustainable.
Baca Juga: Apa Itu CSR (Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contohnya)
Aspek dalam Community Development
Sebagai upaya yang fokus untuk menciptakan masyarakat yang berdaya, sejahtera, dan mandiri, maka ada aspek-aspek yang mendasari konsep community development. Apa saja? Simak di bawah ini.
Enabling
Pertama, ada aspek enabling yaitu bagaimana stakeholder dapat menciptakan situasi yang produktif dan konstruktif agar masyarakat dapat berkembang. Acap kali ditemukan masyarakat di daerah pedesaan dengan pola pikir tradisional dan konservatif sehingga menghambat untuk berkembang.
Oleh karena itu, para stakeholder yang diinisiasi oleh pemerintah, perusahaan, atau masyarakat harus merekonstruksi pola pikir masyarakat yang tradisional menjadi lebih inklusif. Artinya, memberikan motivasi dan pemahaman bahwa setiap individu di pedesaan dapat bertumbuh dengan potensi yang dimilikinya.
Empowering
Kedua, ada aspek empowering yang fokus dalam perkuatan nilai potensial dalam diri masyarakat dengan berbagai program-program yang telah dikonseptualisasikan oleh stakeholder. Program-program yang disusun adalah hasil dari riset komprehensif terhadap berbagai problematika sosial di masyarakat.
Misalnya, program mengenai pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di wilayah pedesaan. Lalu program ekonomi yang fokus pada pembenahan edukasi dan aksesibilitas masyarakat terhadap sektor ekonomi dan keuangan.
Substansi dari aspek empowering adalah memformulasikan program-program community development yang akomodatif dan dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat di suatu daerah. Jika program tersebut tidak akomodatif, maka dalam implementasinya tidak akan efektif untuk masyarakat.
Protecting
Ketiga, ada aspek protecting yang fokus dalam melakukan perlindungan dan menjadi garda terdepan terhadap masyarakat yang termarjinalisasi. Sering ditemukan di lapangan jika masyarakat yang ingin mengambil suatu kebijakan sentral diintervensi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Atas dasar ini, para stakeholder harus memberikan pendampingan yang kontinu agar dapat meminimalisir terjadi tekanan sosial dari pihak-pihak eksternal. Kemudian, aspek ini juga memberikan pelajaran kepada masyarakat untuk dapat mandiri dan berani dalam mengambil sebuah keputusan karena mereka dilindungi haknya oleh Undang-Undang.
Baca Juga: ISO 26000 Sebuah Panduan dalam Tanggung Jawab Sosial
Tujuan dari Community Development
Setelah mengetahui pengertian dan aspek dari community development, maka Anda harus mengetahui tujuan dari konsep ini. Olahkarsa membagi menjadi tiga tujuan utama dari community development, yaitu:
- Bersinergi bersama pemerintah untuk mengeskalasi kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di daerah tertinggal. Hal ini sangat penting, sebab metode community development menjadi mekanisme yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara cepat, menyeluruh, dan partisipatif.
- Membuka ruang bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam memberdayakan dan mengembangakan kondisi sosial-ekonomi dari masyarakat itu sendiri. Konsep community development yakin jika yang dapat menciptakan pertumbuhan dan perkembangan bagi masyarakat adalah masyarakat itu sendiri.
- Community development sebagai cara yang kontributif dan ilmiah dalam mereduksi permasalahan sosial, budaya, dan ekonomi yang terjadi di suatu daerah. Karena fundamental dari community development adalah dengan melakukan berbagai tahapan, mulai dari riset, implementasi, hingga evaluasi.
Baca Juga: 3 Strategi bagi Perusahaan dalam Menerapkan Creating Shared Value